E-LOGISTICS : Jika Tak Mulai Sekarang, Kapan Lagi?

Bisnis.com,05 Mar 2019, 08:39 WIB
Penulis: Sri Mas Sari
Pelabuhan Boom Baru Palembang yang dikelola oleh PT Pelindo II (Persero) atau IPC Cabang Palembang. Bisnis/Dinda Wulandari

Digitalisasi sudah diterapkan oleh sejumlah BUMN pelabuhan. IPC, misalnya, telah menerapkan e-payment, e-service portal, terminal operating system (TOS) baik untuk terminal peti kemas maupun nonkontainer (NPK-TOS), vessel management system (VMS), dan marine operating system (MOS).

IPC mencatat efisiensi waktu dan biaya setelah menerapkan digitalisasi. Berdasarkan data Bank Dunia, proses ekspor di Pelabuhan Tanjung Priok yang pada 2017 memakan waktu 53 jam.

Setahun kemudian lebih singkat menjadi 50 jam. Dari segi biaya, juga terjadi penurunan dari US$156 per boks menjadi US$130 per boks.

Itu baru penghematan dari digitalisasi di lingkup jasa kepe­labuhanan pada satu pelabuhan. Ide membangun ekosistem dalam satu wadah e-logistics penyedia jasa logistik masih diliputi sejumlah tantangan.

Pertama, tidak semua pemain di setiap lini logistik sudah memiliki platform digital. Para pelaku logistik yang masih manual atau pun semiotomatis akan kesulitan terkoneksi dengan platform e-logistics.

Kedua, bisnis ekspedisi muatan kapal laut (EMKL) yang selama ini berperan sebagai perantara menghubungkan beberapa institusi kepelabuhanan harus dirangkul untuk masuk ke dalam sistem.

Penurunan biaya logistik mungkin bisa lebih besar lagi jika sistem digital di jasa kepelabuhanan ini terintegrasi dengan sistem digital otoritas atau institusi lain.

Ongkos makin efisien jika seluruh pelabuhan di Indonesia beserta komunitasnya mengoneksikan sistem digital di setiap lini operasi. Jaringan data antarpemain logistik menjadi vital. Bertumpuk pekerjaan rumah harus dibereskan demi menuju sistem digital yang integral.

E-logistic secara nasional tidak terhindarkan. Oleh karena itu, integrasi digitalisasi seluruh pemain logistik absolut diwujudkan. Banyak yang optimistis, ada pula yang pesimistis.

Jelas ini bukan proyek membuat perahu dan danau dalam semalam milik Sangkuriang, melainkan usaha yang butuh waktu paling singkat satu dasawarsa.

Port of Hamburg merintis sistem komunitas pelabuhan semacam ini hampir 4 dekade lalu. Bila kita tidak mengawali sejak sekarang, lalu kapan lagi?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

  1. 1
  2. 2
Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Yusuf Waluyo Jati
Terkini