Saham SMBR Berisiko Tertekan

Bisnis.com,06 Mar 2019, 19:48 WIB
Penulis: Dyah Ayu Kartika
Momen pengantongan semen terakhir 2018 dan perdana 2019 di Pabrik Baturaja I/semenbaturaja.co.id

Bisnis.com, JAKARTA—Harga saham PT Semen Baturaja (Persero) Tbk, emiten dengan kode SMBR, sore ini ditutup melemah 3,65% menuju Rp1.450 dari hari sebelumnya sebesar Rp1.505. Hingga kini harga saham SMBR cukup tertekan, tercermin dari tren pergerakan harga saham SMBR sepanjang 2019 yang turun 17,14% ytd.

Secara fundamental, kinerja pendapatan SMBR tercatat positif. Perseroan meraih kenaikan pendapatan sebesar 28,64% (yoy) menjadi Rp1,99 triliun pada akhir 2018. Pendapatan tersebut ditopang oleh total penjualan semen bungkus sebesar Rp1,48 triliun, semen curah Rp483,03 miliar dan sisanya dari pendapatan lainnya.

Akan tetapi, beban usaha perseroan terlalu tinggi pada 2018 atau mengalami kenaikan 63,56% menjadi Rp459,14 miliar dari tahun sebelumnya sebesar Rp280,72 miliar.

Oleh karena itu, laba bersih perseroan tahun 2018 tergerus 48,12% menjadi Rp76,07 miliar dari periode yang sama tahun 2017 sebesar Rp146,65 triliun.

Rencana ekspansi SMBR juga telah mendapat izin dari Pemerintah Kabupaten Sarolangun Jambi, terkait pembangunan pabrik baru Semen Baturaja.

Data Asosiasi Semen Indonesia menyebutkan pada Januari 2019 permintaan semen nasional turun 1,3% dibandingkan periode yang sama tahun 2018. Begitu juga dengan permintaan semen di Sumatra yang turun sebesar 2,7% karena dipengaruhi kondisi curah hujan tinggi dan banyak proyek infrastruktur yang belum dimulai pada awal tahun.

Harga saham SMBR relatif lebih murah dengan foward P/E ratio sebesar 162,8 kali atau di bawah rata-rata historis 2 tahun dengan nilai forward P/E ratio 277,3 kali sepanjang 2019.

Secara teknikal, saham SMBR cenderung bergerak di zona merah dan berisiko melanjutkan pelemahan karena ditutup di bawah MA 50 dengan kondisi momentum yang negatif. Indikator Relative Strength Index menunjukkan saham SMBR cenderung mengarah ke area oversold.

Sumber: Bloomberg

*) Dyah Ayu Kartika, analis Bisnis Indonesia Resources Center

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Aprillian Hermawan
Terkini