Manajemen Layanan PDAM Belum Optimal

Bisnis.com,10 Mar 2019, 07:43 WIB
Penulis: Rivki Maulana
Ilustrasi: pelanggan PDAM meninjau sentra pengolahan air di Instalasi Pengolahaan Air (IPA)./Bisnis-Ema Sukarelawanto

Bisnis.com, JAKARTA - Badan Peningkatan Penyelenggaraan Sistem Penyediaan Air Minum (BPPSPAM) menargetkan jumlah perusahaan daerah air minum (PDAM) berkinerja sehat pada tahun ini meningkat menjadi 391 PDAM. Pendampingan peningkatan kinerja diberikan agar PDAM bisa digenjot.

Anggota BPPSPAM unsur Pelanggan, Aji Setya Budi mengatakan manajemen pelayanan air minum di Indonesia masih belum maksimal. Oleh karena itu pihaknya terus memberikan pendampingan agar kinerja PDAM meningkat.

Namun sebelum memberikan kegiatan pendampingan, BPPSPAM perlu mengetahui nilai kinerja PDAM yang dibuat berdasarkan audit laporan keuangan PDAM dari Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP). Aji menyebut, dari 391 PDAM yang ada di Indonesia, baru ada 374 PDAM yang memberikan laporan keuangan.

Menurut Aji, tahun ini pihaknya memberikan fasilitasi pembuatan laporan keuangan kepada 17 PDAM yang belum memiliki laporan keuangan sehingga tahun ini dapat dinilai kinerjanya oleh BPPSPAM.

Dalam rangka membantu PDAM menyiapkan pelaksanaaan laporan keuangan yang dapat dijadikan bahan evaluasi kinerja, BPPSPAM mengadakan Workshop Penilaian Kinerja Secara Mandiri (Self Assesment) di Tangerang, Selasa (05/03/19).

"Kami berharap pada tahun 2019 ini,semua PDAM dapat memberikan audit kepada BPKP sehingga dapat dinilai kinerjanya oleh BPPSPAM " ujarnya dalam siaran pers yang diterima Bisnis.com, Minggu (10/3/2019).

Aji menjelaskan, BPPSPAM akan memberikan pemahaman tata cara perhitungan nilai kinerja, evaluasi, analisis kekurangan kinerja agar PDAM mampu menyusun rencana tindak peningkatan kinerja secara mandiri (self assessment),

Berdasarkan simulasi penilaian kinerja, sebanyak 9 dari 17 PDAM yang mengikuti workshop berniat meningkatkan kinerja dengan dua rencana prioritas.

Pertama, program yang mempunyai daya ungkit cukup tinggi dan tidak memerlukan biaya investasi. Kedua, program berdaya untuk cukup tinggi, memerlukan investasi tidak besar, dan berpengaruh dalam jangka menengah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: M. Rochmad Purboyo
Terkini