HIMKI : Pemerintah Pastikan Tidak Longgarkan Ekspor Bahan baku Furnitur

Bisnis.com,11 Mar 2019, 11:15 WIB
Penulis: Yustinus Andri DP
/Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA — Kalangan usaha dari sektor furnitur menyatakan pemerintah sudah menjanjikan tidak akan ada pelonggaran ekspor untuk produk rotan setengah jadi dan kayu log yang menjadi bahan baku sektor furnitur.

Ketua Umum Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) Soenoto mengatakan, dia telah menemui Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution beberapa waktu lalu. Menurutnya, dari hasil pertemuan tersebut, pemerintah menjanjikan tidak akan melonggarkan ekspor produk bahan baku furnitur tersebut.

”Pak Menko sudah sepakat, tidak akan ada lagi wacana pelonggaran ekspor kayu log dan rotan setengah jadi. Dan kami senang mendengarkan hal itu,” ujarnya, Senin (11/3/2019).

Dia mengatakan, para pelaku sektor mebel dan kerajian sanggup untuk menyerap produksi kayu log dan rotan setengah jadi dari dalam negeri. Untuk itu, dia menegaskan, Indonesia tidak perlu lagi mengekspor produk-produk mentah tersebut.

“Kalau pemerintah tidak bisa bikin regulasi yang bisa menumbuh kembangkan industri furnitur, maka jangan bikin regulasi yang jsutru menganggu. Itu prinsipnya,” lanjutnya.

Adapun sebelumnya, pemerintah mewacanakan  menghapus kewajiban penyertaan dokumen laporan surveyor (LS) terhadap empat komoditas ekspor. Keempar produk itu adalah minyak kelapa sawit mentah (crude palm oil/CPO) dan produk turunannya, gas pipa, rotan setengah jadi serta kayu log dari tanaman industri.

Namun hingga saat ini, baru CPO dan produk turunannya yang telah resmi dibebaskan dari kewajiban penyertaan dokumen LS. HIMKI memproyeksikan, pada tahun ini ekspor mebel dan furnitur diperkirakan mencapai 5%-6% secara year on year (yoy) atau tumbuh moderat.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS)  pada 2018 lalu, nilai ekspor industri furnitur Indonesia mencapai US$1,69  miliar, tumbuh 5,04% dari tahun sebelumnya.  Sementara itu, ekspor furnitur dari kayu tercatat tumbuh 3,68% menjadi US$1,34 miliar, sedangkan furnitur dari rotan atau bambu naik 2,67% menjadi US$115 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Bunga Citra Arum Nursyifani
Terkini