PRODUKSI MIGAS : Penerapan Teknologi EOR Perlu Sinergi Lintas Sektor

Bisnis.com,12 Mar 2019, 17:54 WIB
Penulis: David Eka Issetiabudi
Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA—Produksi minyak dan gas bumi dengan upaya penggunaan teknologi Enhanced Oil Recovery (EOR) perlu dilakukan dengan masif dan sinergi lintas sektoral.

Ketua Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia Tutuka Ariatji mengatakan payung hukum kebijakan setingkat Peraturan Menteri  tidak cukup untuk mengundang kontraktor karya kerja sama (KKKS) melakukan EOR untuk menahan laju penurunan produksi di lapangan migas yang dikelolanya.

Pasalnya, dengan skema bagi hasil kotor atau gross split, KKKS harus siap mengambil risiko dan menyiapkan investasi jangka panjang dalam melakukan upaya produksi menggunakan teknologi tersebut.

“Supaya murah ya harus massal. Harus sinergi antara pemerintah dan KKKS, dari segi aturan bagi hasil [gross split] sudah oke, tapi aturan dan perencanaan lain belum,” tuturnya kepada Bisnis.com, Selasa (12/3/2019).

Menurutnya, dengan kalkulasi pemanfaatan EOR mampu mengangkat 10% keberadaan migas di dalam tanah yang totalnya sekitar 43 miliar barel, maka setidaknya ada 4,3 miliar barel yang dapat terangkat.

Sementara itu, saat ini, dari total 128 cekungan yang ada di Indonesia, baru 54 cekungan yang sudah dilakukan eksplorasi dan eksploitasi. Dari 54 cekungan yang telah dieksplorasi, Indonesia saat ini memiliki cadangan sebanyak 3,2 miliar barel minyak.

Dia mengatakan dengan potensi tersebut, sulit dipungkiri bahwa pemerintah tidak membutuhkan upaya EOR sebagai langkah untuk meningkatkan cadangan migas nasional.

“Pemerintah perlu memberi dukungan lewat logistik, dan infrastruktur. Koordinasi antara Kementerian ESDM dan Kementerian Perindustrian perlu, mengingat dari situ industri pendukung untuk EOR bisa terbentuk,” tambahnya.

Sebelum adanya perencanaan yang matang dari pemerintah, KKKS dapat melakukan upaya EOR skala kecil atau di tingkat sumur. Dari situ, dapat dikembangkan untuk skalanya diperbesar dengan belajar dari pengalaman sebelumnya.

Menurutnya, kendati tren EOR di sektor migas nasional terbilang terlambat, Tutuka optimistis dengan perencanaan matang pemerintah, pendekatan dengan teknologi ini dapat mendukung kemandirian migas nasional.

“Kalau belajar dari Amerika Serikat misalnya, negara ikut turun sehingga harganya dapat lebih murah,” tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Bunga Citra Arum Nursyifani
Terkini