Bisnis.com, JAKARTA – Sebagian dari Anda mungkin sudah pernah mendengar perihal dana darurat. Mungkin juga sudah menyiapkannya. Namun, masih banyak yang tidak benar-benar menyiapkannya.
Padahal, dana darurat sangat penting karena kita tidak tahu apa yang akan terjadi di masa depan. Misalnya, jika tiba-tiba Anda kena PHK, yang bermakna hilangnya sumber pendapatan bulanan dan berbagai tunjangan yang diberikan perusahaan.
Founder dan CEO Finansialku, perusahaan perencana keuangan, Melvin Mumpuni mengatakan bahwa dana darurat merupakan instrumen keuangan yang harus disiapkan paling awal, baik bagi individu maupun keluarga.
Dia menjelaskan bahwa secara umum orang Indonesia, terutama genarasi milenial cenderung tidak aman secara finansial atau keuangan. Apalagi dorongan gaya hidup yang menjurus pada sikap boros.
“Dana darurat merupakan dasar dalam piramida perencanaan keuangan. Untuk milenial, paling tidak bisa memperbaiki keuangan mulai dari itu [dana darurat],” ujarnya dalam konferensi pers gerakan #PunyaSimpenan untuk masa depan di Jakarta, Selasa (12/3/2019).
Lebih detail, piramida perencaan keuangan yang dimaksud oleh Melvin yang paling terbawah adalah cashflow, dana darurat, dan kredit konsumtif. Tingkatan kedua adalah manajemen risiko asuransi. Dua tingkatan terbawah tersebut masuk dalam kategori keamanan keuangan.
Adapun, tingkatan ketiga adalah tujuan keuangan dan investasi, dilanjutkan dengan tingkatan keempat berupa pensiun dan financial freedom. Kedua tingkatan ini masuk dalam karakteristik kenyamanan keuangan.
Terakhir, tingkatan tertinggi dalam piramida perencanaan keuangan adalah distribusi keuangan.
Namun, tak selamanya dana darurat harus disimpan dalam berntuk cash atau tabungan di bank. Emas merupakan salah satu pilihan yang tepat dalam mempersiapkan dana darurat.
Salah satu penyedia logam mulia ini adalah platform daring jual beli dan penyimpanan emas, Treasury. Menggandeng Finansialku, Treasury tengah mengkampanyekan gerakan #PunyaSimpenan emas untuk masa depan.
Head of Brand Development Treasury Narantara Sitepu mengungkapkan bahwa gerakan tersebut bertujuan untuk mengedukasi masyarakat akan pentingnya memiliki simpanan emas serta mengajak masyarakat untuk merencanakan tujuan finansialnya di masa mendatang.
“Treasury menawarkan aksesibilitas praktis, sedangkan Finansialku menawarkan aksesibilitas ilmu atau pengetahuan. Nantinya kami melakukan roadshow ke beberapa kota,” tuturnya saat ditemui Bisnis.
Sebagai informasi, Treasury mulai beroperasi pada November 2018 dan saat ini telah memiliki lebih dari 2.000 pengguna yang terjaring dalam 4 bulan.
Dalam menjaga keamanan pelanggan, Treasury bekerjasama dengan lembaga kliring sebagai penjamin transaksi dan Untung Bersama Sejahtera (UBS) sebagai penyedia emas yang ditransaksikan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel