Laju Saham AALI Terkoreksi

Bisnis.com,14 Mar 2019, 19:02 WIB
Penulis: Purnama Syukri Hadi
Astra Agro Lestari/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA—Saham PT Astra Agro Lestari Tbk mengakhiri perdagangan hari ini dengan berada pada zona merah. Saham emiten berkode AALI ini turun 100 poin atau 0,80% ke posisi Rp12.500. Meski ditutup turun, saham AALI menguat 5,71% sepanjang tahun berjalan.

Di sisi lain, harga CPO ditutup melemah ke level 2.062 ringgit per ton, turun 1,39%. Penurunan tersebut turut membayangi kinerja saham AALI. Sementara itu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 0,56% pada level 6.413,27 dan tumbuh 3,53% (year to date). Alhasil kinerja saham AALI outperformed terhadap kinerja IHSG.

Pada Desember 2018, tercatat pendapatan perseroan mencapai Rp19,08 triliun naik 10,28% dari Desember tahun sebelumnya mencapai Rp17,31 triliun. Kenaikan ini ditopang oleh penjualan minyak sawit dan turunannya sebesar Rp16,76 triliun atau tumbuh 16% (year-on-year). Segmen Inti sawit dan turunannya menyumbang Rp2,11 triliun, turun 23% (yoy) dan segmen lain berkontribusi Rp206,67 miliar atau tumbuh 216% (yoy).

Kenaikan tersebut diiringi beban pokok pendapatan perusahaan yang juga mengalami kenaikan sebesar 18,12% (yoy) mencapai Rp15,54 triliun. Kenaikan beban pokok pendapatan yang lebih tinggi turut mempengaruhi laba perseroan. Laba bersih perseroan turun 26,51% mencapai Rp1,52 triliun dari periode yang sama tahun sebelumnya mencapai Rp2,07 triliun.

Selain itu, laba yang dapat diatribusikan ke pemilik induk turun hingga 27% menjadi Rp1,44 triliun. Harga CPO yang tertekan pada tahun lalu turut menjadi pendorong penurunan laba perseroan pada 2018.

Tahun ini, AALI menyiapkan belanja modal sebanyak Rp1,5 triliun yang akan dialokasikan perusahaan untuk perawatan tanaman yang belum menghasilkan senilai Rp700 miliar, peningkatan kapasitas pabrik senilai Rp150 miliar dan sisanya akan digunakan untuk perawatan infrastruktur seperti rumah, jalan, jembatan dan lain-lain. Nilai tersebut lebih kecil dari tahun sebelumnya sebesar Rp1,7 triliun dikarenakan perusahaan telah menyelesaikan pembangunan pabrik baru di Kalimantan Selatan pada akhir tahun 2018.

Secara teknikal, pergerakan saham AALI membentuk pola Hammer dan harga saham relatif lebih murah dengan nilai forward P/E ratio 13,6 kali atau di bawah rata-rata historis 5 tahun dengan nilai forward P/E ratio sebesar 14,2 kali  sepanjang 2019. Saham AALI bergerak menuju kondisi oversold yang ditunjukkan pada indikator Relative Strength Index.

Sumber: Bloomberg

*) Purnama Syukri Hadi, analis Bisnis Indonesia Resources Center

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Aprillian Hermawan
Terkini