Kawasan Industri Masih Lesu Darah

Bisnis.com,17 Mar 2019, 19:05 WIB
Penulis: Putri Salsabila
Ilustraso kawasan industri terpadu Java Integrated Industrial and Ports Estate (JIIPE), Gresik, Jawa Timur, Selasa (8/5/2018)./ANTARA-Umarul Faruq

Bisnis.com, JAKARTA -- Perkembangan Kawasan Industri di Jabodetabek kini dianggap masih lesu. Meskipun masih banyak pembangunan serta ekspansi lahan,  tahun politik menjadi salah satu alasan penundaan.

Commercial assistant manager Coldwell Banker Angra Angreni mengatakan secara umum selama kuartal pertama kawasan Industri di Jakarta sudah berada pada kondisi jenuh, tidak ada penambahan pasokan baru.

Hal itu disebabkan oleh pengembangan kawasan Industri diarahkan ke area-area Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi atau bahkan ke wilayah Kota Lain, seperti Jawa Timur, Jawa Tengah, Sumatera Utara, Sulawesi Selatan.

“Untuk market primer tentunya sudah pada kondisi stagnan, pergerakan yang terjadi ini di market secondary,” ujarnya pada bisnis, Minggu, (17/3/2019).

Selain itu, Kawasan Industri Bogor, Depok, Bekasi (Bodebek) masih mengalami pergerakan positif, terbukti dengan terus tumbuhnya pasokan baru di wilayah Bekasi dan Karawang selama 2 tahun terakhir.

Pasokan baru di antaranya berasal dari pengembangan Kawasan Industri Jababeka, Artha Industrial Hill, dan lainnya. Dengan terdapatnya pasokan baru tersebut, tentunya juga mendorong penyerapan terhadap Kawasan Industri di area Bodebek secara keseluruhan.

Permintaan bersih (Annual Demand) mengalami kenaikan hingga 30% secara tahunan (YoY) dibanding tahun lalu. Terkait harga, Angra mengatakan bahwa permintaan bersih masih cenderung stagnan. Rata-rata harga jual lahan industri hanya mengalami kenaikan 2% secara tahunan (YoY) dibanding tahun lalu.

Sama halnya dengan Kawasan Industri di Bodebek, Kawasan Industri Banten juga mengalami pergerakan positif. Terbukti dengan terus tumbuhnya pasokan baru di wilayah Tangerang dan Serang.

Pasokan baru di antaranya berasal dari pengembangan KI Modern Cikande Industrial Estate, Modern Halal Valley, dan Kawasan Industri Terpadu Wilmar. Dengan terdapatnya pasokan baru, mendorong permintaan bersih (Annual Demand) mengalami kenaikan yang signifikan.

Untuk harga pada dasarnya tidak mengalami pergerakan di mayoritas Kawasan Industri. Rata-rata harga jual lahan industri di Banten hanya mengalami kenaikan 5,7% (YoY) dibanding tahun lalu, kenaikan lebih dikontribusi oleh harga jual pasokan baru dimana harganya lebih tinggi dari rata-rata harga secara keseluruhan di area Banten.

Jadi secara total pasokan keseluruhan, Angra mengatakan bahwa Kawasan Industri yang saat ini kian tumbuh adalah area Banten.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: M. Rochmad Purboyo
Terkini