Pendanaan Bilateral, Buana Finance Jajaki Bank QNB Indonesia dan Bank Mayora

Bisnis.com,17 Mar 2019, 16:56 WIB
Penulis: Nindya Aldila

Bisnis.com, JAKARTA – PT Buana Finance Tbk., emiten multifinance, tengah menjajaki pendanaan bilateral dengan PT Bank QNB Indonesia dan PT Bank Mayora senilai masing-masing Rp100 miliar – Rp150 miliar.

Di sisi lain, perseroan juga sedang menjajaki pendanaan bilateral dari Deutsche Bank AG senilai Rp1 triliun.

Direktur Utama Buana Finance Yannuar Alin mengatakan, hal itu dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan pada tahun ini.

Sementara itu, akhir pekan lalu Buana Finance menandatangani perjanjian sindikasi dengan delapan bank dengan total senilai Rp1 triliun yang dipimpin oleh PT Bank Central Asia Tbk. (BCA).

Sindikasi ini dipimpin oleh BCA dengan nilai kredit senilai Rp300 miliar. Adapun bank lainnya seperti PT Bank Permata Tbk. senilai Rp200 miliar, PT Bank Panin  Tbk., PT BPD Jateng atau Bank Jateng, PT Shinhan Bank Indonesia, PT Bank Artha Graha Internasional Tbk. masing-masing senilai Rp100 miliar, serta Bank QNB Indonesia dan PT Bank SBI Indonesia masing-masing Rp50 miliar.

Pada akhir Januari 2019, Buana Finance juga telah menerima fasilitas kredit dari Bank Tabungan Pensiun Nasional Tbk., (BTPN) senilai Rp200 miliar.

Kendati demikian, Yannuar mengakui target pembiayaan tahun ini tidak terlalu agresif lantaran industri otomotif yang tengah lesu. Pada tahun lalu, emiten berkode BBLD ini mencatatkan realisasi pembiayaan senilai Rp3 triliun, atau tumbuh 6,67% dari target tahun ini.

Sepanjang 2018, perusahaan membukukan rasio pembiayaan bermasalah atau non performing financing (NPF) sebanyak 2,4%. Tahun ini, Yannuar meyakini NPF bakal ditekan di bawah 2%.

Adapun target laba pada 2019 mencapai Rp75 miliar, naik 15,38% dari capaian tahun lalu Rp65 miliar.

Sampai dengan akhir Februari 2019, Buana Finance telah menyalurkan pembiayaan senilai Rp503 miliar atau naik 26,7% dibandingkan dengan periode tahun sebelumnya senilai Rp397 miliar.

Sebesar 71% disalurkan untuk pembiayaan konsumen dan 29% untuk sewa pembiayaan dan factoring.

“Kami tidak mematok [65% 35%]. Kami melihat opportunity-nya ke arah mana yang lebih besar,” tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Anggi Oktarinda
Terkini