Selain Hilirisasi Produk Baja, IMIP Rancang Pabrik Pengolahan Nikel Laterit

Bisnis.com,19 Mar 2019, 18:27 WIB
Penulis: Andi M. Arief
Shanghai Decent Investment (Group) Co., Ltd. bekerja sama dengan PT Bintang Delapan Investama mendirikan PT Sulawesi Mining Investment (SMI) di Indonesia pada 2009, dan mulai melakukan pengembangan terhadap tambang nikel seluas hampir 47.000 hektar di Kabupaten Morowali. /imip

Bisnis.com, JAKARTA - Selain hilirisasi HRC dan CRC, PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) tengah menyiapkan pembangunan pabrik pengolahan nikel laterit yang diperlukan untuk bahan baku litium.

Managing Director IMIP Hamid Mina mengatakan bahwa saat ini proses pembangunan pabrik terebut berada pada tahap pembuatan analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL).

"Tahap pertama pabrik tersebut mampu menghasilkan litium sejumlah 50.000 ton per tahun," ujarnya, Selasa (19/3/2019). 

Hamid mengaku optimistis seluruh litium tersebut akan terserap oleh pasar domestik nantinya. “Kalau tidak terserap masih bisa ekspor ke luar negeri.”

Secara umum, nikel laterit diartikan sebagai suatu endapan bijih nikel yang terbentuk dari proses laterisasi pada batuan ultramafik (peridotit, dunit dan serpentinit) yang mengandung Ni dengan kadar yang tinggi, yang pada umumnya terbentuk pada daerah tropis dan sub tropis.

Sebelumnya, pembangunan industri bahan baku baterai lithium PT QMB New Energy Materials di kawasan Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) telah diresmikan pada Jumat (11/1/2019). Pemerintah menargetkan, industri sudah dapat beroperasi pada 16 bulan ke depannya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Fatkhul Maskur
Terkini