Mendag: Jelang Puasa dan Lebaran 2019, Sembako Dipastikan Aman

Bisnis.com,20 Mar 2019, 18:48 WIB
Penulis: Novianti
Mendag Enggartiasto Lukita

Bisnis.com, BANDUNG – Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita memastikan kebutuhan sembilan bahan pokok (sembako) aman menjelang bulan puasa dan lebaran tahun ini.

Dia mengatakan, meskipun masih ada waktu dua bulan lagi, stok bahan pokok harus mulai disiapkan untuk didistribusikan ke daerah-daerah.

“Dari bulan Maret hingga Juni nanti, rasanya stok sembako itu tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Yang perlu diantisipasi untuk saat ini adalah kondisi cuaca yang tidak menentu,” ujar Enggartiasto, Rabu (20/3/2019) pada Konferensi Pers Harga Barang Kebutuhan Pokok Jelang Puasa dan Lebaran 2019.

Enggartiasto pun semakin optimis karena perputaran belanja ritel dan uang yang beredar di masing-masing daerah cukup tinggi dan terkendali. Ditambah lagi, sudah tiga tahun berturut-turut, pemerintah mampu mengendalikan inflasi di setiap hari besar keagamaan, khusunya bulan Ramadan.

Dia menilai, pencapaian itu merupakan kerja keras dari seluruh stakeholder mulai dari kementerian, kepala daerah, dinas perdagangan kabupaten, kota dan provinsi dan satuan tugas pangan yang sama-sama turun ke lapangan untuk memantau dan menjaga barang maupun harga.

“Harga akan terkendali. Yang pasti petani tidak akan rugi jika harga jatuh karena akan dibeli Bulog. Kami usahakan balance semuanya. Kalaupun ada pengendalian harga, petani tidak boleh rugi. Saya juga memastikan tidak ada mafia-mafia pangan,” tegasnya.

Pada kesempatan yang sama, Enggartiasto membagikan informasi mengenai aplikasi Sistem Informasi Harga Bahan Pokok. Aplikasi yang sudah bisa diunduh di Play Store dan App Store itu akan memudahkan masyarakat untuk melihat harga sembako per pasar dan per kios.

“Contohnya, di satu pasar ada sepuluh kios yang menjual cabai rawit. Masing-masing kios harus memasukkan harga tersebut ke aplikasi. Jadi, ibu-ibu yang mau berbelanja bisa langsung membandingkan harga antar pasar dan pedagang. Dengan aplikasi ini, harga-harga pasti terkendali,” ujarnya.

Penggunaan aplikasi itu merupakan bentuk dari kemajuan teknologi yang harus dimanfaatkan di era digital saat ini. Karena itu, seluruh kabupaten dan kota seharusnya sudah memanfaatkan aplikasi ini.

“Kalau sudah tahu tapi tidak diisi, akan dievaluasi lagi,” katanya.

Selain itu, sesuai yang diperintahkan oleh Presiden Joko Widodo, kegiatan perdagangan tersebut harus membentuk ekosistem baru yang menghubungkan pasar offline dan online.

“Kedepannya, jual beli barang bisa lewat online. Yang sudah punya pelanggan, nanti bisa langsung dikirim. Ini memunculkan bisnis baru, yaitu logistik dan pengiriman yang terus berputar. Dengan demikian, pedagang di pasar bisa berkompetisi dengan ritel modern. Namun, yang terpenting adalah adanya sinergi antara offline dan online. Nanti kita atur lagi dengan para distributor,” ujar Enggartiasto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Ajijah
Terkini