Rupiah Aman Selama Imbal Hasil Surat Utang AS Stabil

Bisnis.com,20 Mar 2019, 17:37 WIB
Penulis: Hadijah Alaydrus
Karyawan bank memperlihatkan uang pecahan Dolar AS dan Rupiah di Jakarta, Senin (7/1/2019)./ANTARA-Rivan Awal Lingga

Bisnis.com, JAKARTA - Rupiah diperkirakan akan tetap aman selama risiko penurunan ekonomi global tidak diikuti oleh kenaikan imbal hasil surat utang 10 tahun AS. 

Kepala Ekonom Bank Mandiri, Anton Gunawam mengungkapkan selama imbal hasil US Treasury 10 tahun berada di bawah 3%, rupiah seharusnya relatif stabil. 

"Tapi kalau ada default di beberapa aset atau corporate bonds-nya di sana mulai ada default, maka akan naik rate-nya [US Treasury]," ujar Anton, Rabu (20/3/2019).

Oleh karena itu, Anton berharap Bank Indonesia waspada dalam menjaga rate differential-nya dengan Federal Reserve. Anton mengingatkan jangan sampai bank sentral di dalam negeri memberikan arahan yang cenderung longgar, sementara risiko kenaikan yield surat utang AS berpotensi meningkat. 

Anton melihat posisi nilai tukar di kisaran Rp14.100-Rp14.200 masih sangat baik. "Yang terpenting adalah stabilitas," tegasnya. 

Kendati tidak menyasar level tertentu, Anton yakin BI sebenarnya tidak ingin melihat rupiah terlalu menguat sampai ke level Rp13.500. "Karena terlalu cepat volatilitasnya, apalagi terlalu menguat tidak bagus. Unless kalau memang ada flows ke emerging markets, termasuk Indonesia," kata Anton. 

Menurutnya, Bank Mandiri masih memperkirakan pergerakan nilai tukar pada akhir tahun ini akan berada di posisi Rp14.500.

Anton menuturkan proyeksi tersebut dipengaruhi dua faktor utama, yaitu pasar kredit di emerging market yang risikonya meningkat dan defisit transaksi berjalan dalam negeri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Fajar Sidik
Terkini