Bisnis.com, JAKARTA _ Jumlah kelompok bank bermodal kakap alias BUKU (Bank Umum Kegiatan Usaha) IV kini bertambah satu dengan masuknya Bank Panin yang bermodal inti Rp31,69 triliun per akhir Desember 2018.
Kategori BUKU IV menjadi 6 bank terdiri dari tiga bank pelat merah yakni Bank BRI, Bank Mandiri, Bank BNI, serta tiga bank swasta yakni Bank BCA, Bank CIMB Niaga dan Bank Panin.
Penambahan tersebut dinilai akan membuat peta persaingan antarbank di kelompok permodalan lebih dari Rp30 triliun itu akan semakin kompetitif di waktu yang akan datang. Apalagi dalam satu hingga dua tahun lagi jumlah bank BUKU IV masih berpotensi bertambah dengan adanya merger PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk. dengan PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia.
Aset bank hasil peleburan dengan nama baru PT Bank BTPN Tbk. tersebut melejit menjadi Rp189,9 triliun dengan modal inti Rp25 triliun.
“Kalau BUKU IV pasti lebih ketat persaingannya,” kata Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk. Jahja Setiaatmadja kepada Bisnis, belum lama ini.
Bank BCA sebagai bank swasta dengan aset terbesar, kata Jahja, akan fokus mengarahkan bisnisnya pada pengembangan perbankan digital dan ekspansi kredit yang lebih prudent.
Sebagai gambaran, hingga akhir tahun lalu, total jumlah aset yang dikuasai keenam bank BUKU IV mencapai Rp4.606,48 triliun atau 57,09% dari total aset bank umum.
Akan tetapi, jika dilihat lebih detail, jumlah aset Bank CIMB Niaga dan Panin yang ada di level Rp200 triliun memiliki selisih yang lebar dengan empat bank lain yang nilai asetnya berkisar Rp800 triliun – Rp1.200 triliun.
Ekonom Institute for Development of Economics and Finance Bhima Yudhistira Adhinegara mengatakan kondisi tersebut tentunya mempengaruhi peta persaingan antarBUKU IV. Apalagi sesama bank BUKU IV pelat merah kini tengah bersinergi membentuk sistem pembayaran terintegrasi yakni LinkAja bersama BUMN komersial lain seperti Telkom dan Pertamina.
“Kalau untuk sistem pembayaran, akan akan sulit karena Bank Himbara [Himpunan Bank Milik Negara] telah memiliki sistem QR Code gabungan lewat LinkAja,” katanya ketika dihubungi terpisah.
Walau demikian, menurut Bhima, segmentasi bisnis yang dapat digarap bank-bank besar tersebut masih terbuka cukup luas.
“Tapi inovasi-inovasi digital lainnya masih banyak yang dibutuhkan untuk segmen menengah, jadi bisa berkompetisi di situ. Layanan yang potensinya masih besar yakni wealth management seiring dengan kenaikan jumlah orang kaya di Indonesia, serta bidang pembiayaan ekspor, bank assurance, remitansi, dan pensiunan. Bank harus punya fokus agar punya daya saing,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel