Total Transaksi Mata Uang RI & Thailand Terus Meningkat

Bisnis.com,24 Mar 2019, 17:57 WIB
Penulis: Hadijah Alaydrus
Ilustrasi - Mata uang Baht Thailand/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Sejak diimplementasikan pada Desember 2017, total transaksi perdagangan melalui Local Currency Settlement(LCS) antara Indonesia dan Thailand telah menunjukkan peningkatan.

LCS adalah penyelesaian transaksi perdagangan kedua negara yang dilakukan di dalam wilayah salah satu negara dengan menggunakan mata uang lokal.

Gubernur Bank Indonesia menuturkan, sepanjang 2018, total transaksi perdagangan melalui LCS mencapai rata-rata THB130 juta atau setara Rp58 miliar per bulan.

"Sementara itu, untuk 2 bulan pertama 2019, transaksi LCS telah mencapai THB272 juta atau setara Rp121 miliar, meningkat tajam dari periode yang sama tahun lalu THB69,5 juta atau setara dengan Rp30 miliar," papar Perry dalam pertemuannya dengan Gubernur Bank of Thailand, Veerathai Santiprabhob, Sabtu (23/3/2019).

Selain LCS, Gubernur BI dan Gubernur Bank of Thailand mendiskusikan masalah strategis mengenai perkembangan perekonomian kedua negara serta arah dan implementasi kebijakan bank sentral terutama di bidang sistem pembayaran.

Kedua bank sentral menekankan pentingnya optimalisasi manfaat perkembangan ekonomi dan keuangan digital dengan berbagai inovasi teknologi terkini (termasuk penerapan QR Code), dalam mendorong pertumbuhan ekonomi kedua negara.

"Optimalisasi manfaat ditempuh dengan tetap memitigasi potensi risiko yang mungkin terjadi, termasuk dari sisi stabilitas sistem keuangan, serta Anti Pencucian Uang [APU] dan Pencegahan Pendanaan Teroris [PPT]," kata Perry.

Perry mengakui bahwa Bank Indonesia dan Bank of Thailand secara rutin melakukan tukar pandangan dan pengalaman sehingga dapat memperkaya dan memperkuat kapasitas kedua belah pihak dalam mengelola risiko dan tantangan ke depan.

Dari pertemuan ini, Bank Indonesia dan Bank of Thailand meyakini bahwa penguatan kerja sama antarotoritas di tingkat bilateral, regional, dan multilateral menjadi salah satu kunci dalam menghadapi tantangan yang semakin kompleks di tengah ketidakpastian perekonomian global yang tinggi.

Ke depan, kedua Gubernur meneguhkan komitmen untuk terus memperkuat kerja sama yang saling menguntungkan antara kedua bank sentral, termasuk melanjutkan pertemuan bilateral dalam tataran Pimpinan Bank Sentral maupun dalam tataran teknis.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Yusuf Waluyo Jati
Terkini