Bisnis.com, BANDUNG — PT Bank Nusantara Parahyangan Tbk. menargetkan pertumbuhan kredit sebesar 7% pada tahun ini dengan nilai sekitar Rp437 miliar.
Target tersebut sama dengan capaian tahun lalu, di mana Bank BNP mencatatkan total penyaluran kredit senilai Rp6,31 triliun, naik 7,9% dibandingkan dengan capaian pada 2017. Realisasi tersebut juga melebihi target yang dipatok dalam rencana bisnis bank perseroan kala itu, yakni Rp6,25 triliun.
Tak hanya itu, perseroan juga menargetkan pertumbuhan dana pihak ketiga sama dengan tahun lalu yakni di kisaran 9%. Dari sisi nilai, dana pihak ketiga diproyeksikan tumbuh sekitar Rp500 miliar.
Tahun lalu, penghimpunan dana Bank BNP mencatatkan pertumbuhan 7,8% menjadi Rp6,71 triliun yang didominasi oleh dana mahal deposito sebanyak 74%. Adapun porsi dana murah current account saving account (CASA) di Bank BNP sebesar 26%, naik dari tahun sebelumnya yang sebesar 23%.
"Itu sudah kami masukkan dalam RBB [rencana bisnis bank]. Kami optimistis target itu akan bisa tumbuh," kata Direktur Bank BNP Kevin Cahyadi Tatang usai rapat umum pemegang saham (RUPS) di Bandung, Selasa (26/3).
Komposisi kredit pada tahun ini diperkirakan tidak akan jauh berbeda dibandingkan tahun lalu, di mana sebesar 77,63% dari total kredit tersebut digunakan untuk modal kerja, sedangkan penyaluran untuk tujuan investasi mengambil porsi 11,37% dan sisanya sebesar 11% digunakan untuk kredit konsumsi.
Penyaluran kredit menurut lapangan usaha didominasi oleh sektor perdagangan besar dan eceran yakni 38% dari total penyaluran kredit, diikuti dengan sektor industri pengolahan 33%, real estate, usaha persewaan dan jasa perusahaan 13%, penyedia akomodasi dan makan minum 3% dan lainnya 13%.
"Pertumbuhan kredit tersebut merupakan hasil dari upaya manajemen dengan cara membangun hubungan yang lebih personal terhadap nasabah Bank BNP," ujarnya.
Hingga akhir Desember 2018, perseroan mencetak laba bersih sebesar Rp8,05 miliar. Adapun pada tahun sebelumnya Bank BNP mencetak rugi bersih senilai Rp59,66 miliar.
Penopang perolehan laba tersebut antara lain naiknya pendapatan bunga sebesar 6,6% secara tahunan (year on year/YoY) menjadi Rp842,08 miliar, yang diikuti dengan penurunan biaya bunga sebesar 1,3% (YoY) menjadi Rp351,1 miliar. Hal itu membuat pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) tumbuh dari 13,1% dari Rp433,96 miliar menjadi Rp490,98 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel