Bisnis.com, JAKARTA -- PT Pegadaian (Persero) menargetkan pertumbuhan laba melampaui Rp3 triliun, tumbuh 10,8% dibandingkan laba pada 2018 yang mencapai Rp2,77 triliun dengan mengandalkan inovasi produk gadai dan non gadai.
Direktur Utama Pegadaian Kuswiyoto memerinci proyeksi kenaikan laba tersebut didukung oleh pertumbuhan pendapatan usaha sebesar 21,3% menjadi Rp14 triliun, outstanding loan sebesar 15,2% menjadi Rp46,5 triliun, dan total aset naik 18,5% menjadi Rp63 triliun.
Dia meyakini pertumbuhan tersebut dapat terealisasi seiring dengan inovasi produk non gadai yang semakin dikembangkan.
“Ini akan kami capai dengan banyak program yang akan kami jalankan. Nanti banyak sekali produk baru yang akan kami kembangkan, seperti gadai efek, G-cash, dan gadai on demand,” tuturnya.
Ketiga produk tersebut bakal diluncurkan pada April 2019. Masing-masing produk merupakan bentuk inovasi secara digital. Tahun ini, Pegadaian menggelontorkan sekitar Rp500 miliar untuk kebutuhan teknologi.
Sementara itu, perkembangan produk gadai juga bakal digenjot pada tahun ini, seperti gadai tanah dan gadai efek atau saham. Bahkan, Pegadaian optimistis outstanding pembiayaan masing-masing produk mencapai Rp200 miliar dan Rp150 miliar.
Untuk memenuhi bisnis pembiayaan tahun ini, Pegadaian membutuhkan sekitar Rp5 triliun -- Rp6 triliun pada tahun ini. Dengan target outstanding senilai Rp46,5 triliun, Pegadaian juga telah memiliki fasilitas pinjaman perbankan senilai Rp20 triliun.
“Bank banyak yang mengantre untuk menawarkan kami pendanaan. Sementara tingkat bunga [pasar uang] sekarang lagi begitu, jadi ini bukan waktunya untuk rilis obligasi dan MTN,” ujarnya.
Pada tahun lalu, Pegadaian mencetak laba Rp2,77 triliun juga mencatat telah berkontribusi terhadap pajak senilai Rp1,44 triliun dan dividen Rp1 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel