Bisnis.com, JAKARTA -- PT Finaccel Teknologi Indonesia (Kredivo) menjajaki rencana akuisisi sebuah perusahaan multifinance lokal untuk meraih lisensi perusahaan pembiayaan.
CEO & Co-Founder Kredivo Akshay Garg mengatakan rencana ini bakal terealisasi dalam enam bulan ke depan. Kendati enggan menyebut nama perusahaan pembiayaan ini, Kredivo berencana untuk mengakuisisi mayoritas saham.
“Antara akuisisi perusahaan multifinance atau apply ke OJK. Namun, kami melihat akuisisi lebih memungkinkan. Rencananya kuartal II/2019,” ujarnya, Selasa (26/3/2019).
Menurutnya, aksi akuisisi ini bakal mendukung target penyaluran kredit Kredivo yang dipatok tumbuh 300% tahun ini.
Lebih lanjut, CTO & Co-Founder Alie Tan menilai dengan lisensi multifinance, penyaluran Kredivo akan semakin besar mengingat setiap perusahaan multifinance diperbolehkan menyalurkan sekitar 30% pembiayaannya kepada peer-to-peer (P2P) lending.
Namun, yang paling berdampak pada bisnis perusahaan adalah stabilitas bisnis bagi perusahaan multifinance. “Multifinance lebih stabil karena peraturan sudah terbentuk. Kami tidak mau berkutik di lisensi jadi ini akan baik untuk kami,” katanya.
Untuk memenuhi kebutuhan akuisisi dan penyaluran kreditnya, Kredivo tengah menyiapkan pendanaan seri C yang rencananya akan direalisasikan pada tahun ini dengan nilai triliunan. Pada tahun lalu, Kredivo juga telah meraih pendanaan seri B senilai US$30 juta. Sejauh ini, Kredivo didukung oleh lender dari kalangan institusi seperti dua perbankan swasta dan multifinance.
Kredivo merupakan P2P lending yang menyasar pembiayaan konsumtif dengan pilihan produk pembiayaan e-commerce dan pembiayaan tunai. Produk pembiayaan tunai telah diluncurkan pada Desember 2018 secara resmi.
Dengan pinjaman tunai, Kredivo melayani kredit senilai Rp500.000 -- Rp30 juta dengan tenor 3 bulan hingga 6 bulan. Kendati bunga yang di patok cukup bersaing yakni, 2,95% per bulan, pengenaan biaya administrasi dapat mencapai 6%.
Akshay mengatakan saat ini jumlah transaksi yang diproses oleh Kredivo dapat mencapai 5.000 per hari. Dia optimistis jumlah ini bakal tumbuh dua kali lipat pada 3 bulan mendatang.
Untuk meraih pertumbuhan bisnis pada tahun ini, Akshay bakal terus berinovasi lewat produk kerja sama dengan perbankan untuk melayani fasilitas kartu kredit dan terus menggencarkan pinjaman offline yang saat ini sudah tersedia di toko Okeshop.
“Jadi yang penting bukan hanya akuisisi pengguna saja, tetapi membuat produk ini sedemikian rupa agar digunakan. Tidak hanya sekedar memberikan promo lalu pergi,” kata Akshay.
Kendati bermain di lini unsecured loan atau pembiayaan konsumtif, dia optimistis non performing loan (NPL) masih sekitar 3%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel