VOKASI OTOMOTIF : Mitsubishi Motors Kaji Akademi di Tanah Air

Bisnis.com,28 Mar 2019, 13:10 WIB
Penulis: Thomas Mola
Penyerahan unit kendaraan bermotor Mitsubishi secara simbolis untuk mendukung pendidikan vokasi. /BISNIS.COM-TOM

Bisnis.com, JAKARTA—Seiring dengan rencana pemerintah memberikan insentif bagi pelaku industri yang mengembangkan vokasi, Mitsubishi Motor mengkaji peluang untuk menghadirkan akademi di Tanah Air. Pembahasan tersebut telah dilakukan bersama prinsipal dengan berkaca dari akademi Mitsubishi di Thailand.

Director Sales & Marketing Division PT Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia (MMKSI) Irwan Kuncoro mengatakan, MMKSI bersama prinsipal Mitsubishi Motors tidak menutup kemungkikan untuk menghadirkan akademi Mitsubishi di Tanah Air.

"Ke depan tidak menuturp kemungkinan kami baru mulai dengan SMK, kemudian sekarang dengan Balai Latihan Kerja [BLK], dengan prinsipal kami mempelajari kemungkinan lainnya seperti di Thailand ada akademi. Tim kami lagi pelajari," ujarnya di Jakarta, Kamis (28/3/2019).

Adapun, MMKSI melalui Mitsubishi CSR Education Program (MEP) telah menggandeng 33 SMK yang tersebar di seluruh Indonesia. Tahun ini, distributor kendaraan penumpang dan niaga ringan Mitsubishi Motors itu, mulai bekerja sama dengan BLK di Jakarta dan Bandung.

Program MEP itu selain mengajarkan teknologi khas Mitsubishi juga diarahkan untuk memenuhi kebutuhan sumber daya manusia di jaringan diler dan pabrik Mitsubishi. Tahun 2018, misalnya, MMKSI telah merekrut 107 murid SMK untuk bekerja di jaringan diler Mitsubishi yang terus bertambah karena masuk ke segmen mobil paling gemuk melalui Xpander.

Mitsubishi Motors Corporation (MMC) pada Juli 2018 telah membuka secara resmi fasilitas pelatihan Education Academy di Bangkok, Thailand. MMC menyebut kehadiran Mitsubishi Motors Education Academy bertujuan untuk pengembangan sumber daya manusia untuk peningkatan layanan penjualan dan purna jual.

Di sisi lain, Kementerian Perindustrian tengah mengusulkan skema insentif baru bagi industri nasional agar memiliki daya saing global. Insentif tersebut berupa pengurangan pajak bagi industri yang berkomitmen untuk mengembangkan pendidikan vokasi dan inovasi serta industri pada karya berorientasi ekspor.

Insentif yang diajukan antara lain tax deduction (pengurangan pajak) 200% untuk belanja yang terkait dengan pendidikan dan vokasi. Kemenperin menyebutkan, Thailand sudah sangat aktif memberikan insentif hingga 300% karena sedang mendorong industri farmasi, herbal dan kosmetik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Fatkhul Maskur
Terkini