Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. berencana menerbitkan global bonds atau surat utang berdenominasi dolar Amerika Serikat senilai US$1 miliar pada tahun ini.
Direktur Keuangan Bank Mandiri Panji Irawan mengatakan aksi korporasi tersebut akan segera direalisasikan segera setelah perseroan merampungkan proses perizinan.
“Kami sedang memprosesnya dan prosesnya sedang berjalan. Setelah perizinan tuntas didapat maka kami akan masuk pasar. [Tingkat bunganya] belum ditetapkan,” katanya kepada Bisnis, Rabu (27/3/2019).
Sebelumnya, Direktur Utama Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo mengatakan emisi global bonds tersebut menjadi prioritas perseroan untuk memperbaiki struktur pendanaan valas yang sempat mengetat pada akhir 2018 lalu. "Kuartal I kami menerbitkan global bonds sampai dengan US$ 1 miliar. Itu yang lebih prioritas,” kata Tiko, sapaan akrab Kartika.
Sementara itu, untuk penghimpunan dana nonkonvensional denominasi rupiah diperkirakan tidak akan sebanyak tahun 2018 lalu di mana Bank Mandiri menerbitkan obligasi berkelanjutan hingga Rp10 triliun.
Menurut Tiko, melihat perkembangan sampai Februari kondisi likuiditas Rupiah sudah mulai melonggar. “Jadi untuk kuartal II nanti kami akan lihat dulu kebutuhannya, kalau likuiditas rupiah sudah longgar ya sudah tidak perlu [fund raising dari pasar modal],” katanya.
Pada akhir 2018 Bank Mandiri sempat mengalami pengetatan likuiditas khususnya yang berdenominasi valas. Hal ini lantaran banyaknya dana jangka pendek yang keluar sejalan dengan capital outflow.
Pengetatan itu tercermin dari loan to deposit ratio (LDR) yang naik dari 89,2% akhir Desember 2017 menjadi 97,1% per Desember 2018. Posisi loan to funding ratio (LFR) juga naik dari 87,2% menjadi 95,5%.
Mengutip laporan kinerja per akhir Desember 2018, dana pihak ketiga Bank Mandiri secara konsolidasi hanya tumbuh 3,1% secara year on year dari Rp815,8 triliun menjadi Rp840,9 triliun.
Adapun, untuk giro valas mengalami penurunan 22,9% dari Rp61,9 triliun menjadi Rp47,8 triliun, sedangkan tabungan valas turun 1,7% dari Rp27,7 triliun menjadi Rp27,2 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel