Multifinance Tak Khawatirkan Kehadiran Fintech

Bisnis.com,29 Mar 2019, 10:29 WIB
Penulis: Nindya Aldila
Harian Bisnis Indonesia menyelenggarakan Peta Masa Depan Industri Multifinance di Tengah Kehadiran Fintech di Graha CIMB Jakarta, Kamis (28/3). -JIBI/Nindya Aldila

Bisnis.com, JAKARTA – Para pelaku di industri multifinance semakin meyakini kolaborasi antara sektor tersebut dengan teknologi finansial (tekfin) akan semakin gencar pada tahun ini.

Ketua Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) Suwandi Wiratno mengatakan, bekerja sama dengan tekfin menjadi salah satu solusi bagi perusahaan pembiayaan untuk melakukan efisiensi seperti pembukaan cabang.

Dia optimistis perkembangan masif di industri tekfin tidak akan mengganggu bisnis multifinance.

“Masih cukup ruang gerak kami untuk tumbuh di pembiayaan yang tidak dimasuki oleh platform fintech [tekfin], multifinance akan tetap akan hadir,” ujarnya dalam acara Peta Masa Depan Industri Multifinance di Tengah Kehadiran Fintech yang diselenggarakan oleh Bisnis Indonesia, Kamis (28/3/2019).

Kolaborasi antara kedua sektor tersebut sejalan dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) No.35/POJK.05/2018 tentang Penyelenggaraan Usaha Perusahaan Pembiayaan yang dirilis pada akhir tahun lalu.

Dalam beleid tersebut, perusahaan pembiayaan diberikan keleluasaan untuk melakukan kerja sama atau membentuk perusahaan peer to peer (P2P) lending sendiri.

“Masing-masing punya pasarnya sendiri. Bahkan kami akan ada kolaborasi sendiri, sehingga market akan terpisah,” lanjutnya.

Saat ini, pasar business to business (B2B) belum banyak dilirik oleh tekfin. Untuk itu, dia meyakini baik industri pembiayaan dan tekfin akan memiliki ceruk pasar masing-masing.

Namun, dia tidak menutup kemungkinan nantinya tekfin akan mulai masuk ke pasar yang sudah digarap oleh multifinance, seperti pembiayaan otomotif.

“Zaman sudah berubah. Kalau mau pinjam alat berat bisa sampai belasan miliar. Akan masuk ke sanakah fintech? Possible. Di platform fintech kan semuanya teknologi, investornya angel investor yang lebih mudah pendanaannya, beda dengan multifinance yang sudah ada standarnya,” tuturnya.

Dengan kemajuan sistem layanan informasi keuangan (SLIK) yang akan lebih terintegrasi, dia meyakini kerja sama antara multifinance dan tekfin akan lebih terjamin.

Di sisi lain, Lembaga Pengelola Informasi Perkreditan (LPIP) swasta juga dapat melayani credit scoring sehingga risiko dapat dikelola semakin baik.

“Masa tenang kami masih panjang, bahkan nanti akan hadir blockchain teknologi. Ini akan membuat kita lebih cepat terhubung dengan customer tanpa pihak ketiga. Jadi nanti akan menjadi low cost dan bunga akan turun.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Anggi Oktarinda
Terkini