Raja Thailand Lucuti Bintang Kehormatan Thaksin Shinawatra

Bisnis.com,31 Mar 2019, 17:59 WIB
Penulis: John Andhi Oktaveri
Mantan PM Thailand Thaksin Shinawatra/REUTERS-Jumana El Heloueh

Bisnis.com, JAKARTA--Raja Thailand Maha Vajiralongkorn mencabut bintang kehormatan kerajaan yang pernah diberikan kepada mantan perdana menteri yang digulingkan, Thaksin Shinawatra.

Perintah itu datang kurang dari seminggu setelah partai politik pro-Thaksin Pheu Thai yang merupakan kelompok oposisi utama Thailand  menentang partai pendukung junta militer yang berkuasa dalam pemilihan nasional yang disengketakan. 

Pencabutan bintang kehormatan tersebut bisa mendiskreditkan Thaksin. Bahkan mungkin partai afiliasinya ikut tak dipercaya di mata warga Thailand karena kerajaan dipuja tanpa keraguan dalam budaya Thailand.

Posisi Monarki di Thailand berada di atas politik, tetapi tradisi itu diuji bulan lalu ketika saudara perempuan raja menerima tawaran untuk mencalonkan diri sebagai perdana menteri melalui partai pro-Thaksin lainnya.

Raja dengan cepat menyatakan pencalonan tersebut sebagai "tidak pantas" dan sang putri beserta partainya didiskualifikasi.

Menurut dokumen pihak kerajaan, perintah mencabut bintang kehormatan Thaksin adalah hukuman atas tindak korupsi yang dlakukannya pada 2008. Thaksin juga pernah  melarikan diri dari negara itu untuk menghindari hukuman penjara dua tahun, menurut dokumen itu sebagaimana dikutip Reuters, Minggu (31/3/2019).

Akan tetapi pihak istana tidak bersedia memberikan komentar atas keputusan itu.

Thaksin hidup di pengasingan sejak meninggalkan negara itu pada 2008 untuk menghindari jejak korupsi yang menurutnya bermotivasi politik. Dia dinyatakan bersalah tanpa menghadiri persidangan dan dihukum dua tahun penjara.

Meskipun tinggal di luar negeri, Thaksin tetap menjadi tokoh idola dalam politik Thailand. Partai-partai Pro-Thaksin telah memenangkan setiap pemilihan sejak tahun 2001, bahkan setelah dia digulingkan.

Perintah raja datang setelah serangkaian langkah oleh Thaksin yang dapat dilihat sebagai tantangan terhadap monarki.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Saeno
Terkini