Caputova Presiden Perempuan Pertama Slovakia

Bisnis.com,01 Apr 2019, 05:50 WIB
Penulis: Iim Fathimah Timorria
Zuzana Caputova, pemenang putaran kedua Pemilihan Presiden Slovakia/Reuters-David W. Cerny

Bisnis.com, JAKARTA - Slovakia dipastikan bakal memiliki pemimpin perempuan pertama setelah hasil perhitungan suara putaran kedua pemilihan presiden yang digelar Sabtu (30/3/2019) menunjukkan keunggulan kandidat presiden Zuzana Caputova.

Berdasarkan hasil hitung terhadap 98,1 persen suara dari seluruh distrik di Slovakia, sosok pro Uni Eropa itu berhasil memperoleh 58,3 persen suara. Suara yang Caputova terima jauh mengungguli pesaingnya, Maros Sefcovic yang mendapatkan 41,7 persen suara.

Sefcovic, seorang diplomat ulung yang juga menjabat sebagai komisioner Komisi UE, diusung oleh partai berkuasa Slovakia, Smer. Partai tersebut bersama koalisinya telah mendominasi politik Slovakia sejak 2006.

Di sisi lain, Caputova yang merupakan seorang pengacara tercatat tak memiliki pengalaman dalam dunia politik. Ia secara mengejutkan hadir sebagai kuda hitam dan mendapatkan lebih dari 20 persen suara pada putaran pertama pemilihan.

Perempuan berusia 45 tahun tahu itu adalah anggota Partai Slovakia Progresif yang bahkan tak memiliki kursi di parlemen. Ia diusung oleh partai-partai oposisi dan sebuah partai muda di koalisi saat ini. Partai baru itu merupakan pengusung Presiden Anderej Kiska yang saat ini berkuasa dan mewakili suara etnis minoritas Hongaria di Slovakia.

Berdasarkan survei, kampanye Caputova yang berisi janji untuk "mengakhiri pemerintahan yang dipengaruhi orang-orang di balik layar" berhasil mendapat atensi dari pemilih muda dan kelompok berpendidikan.

Dalam pidato kemenangannya, Caputova mengucapkan terima kasih dalam bahasa Slovakia. Ia juga berterima kasih dalam bahasa kelompok minoritas yakni Hongaria, Ceska, Romania, dan Rutenia.

"Kebahagiaan saya tak hanya disebabkan oleh hasil ini, saya bahagia karena, ternyata mengalahkan populisme adalah hal yang tak mustahil, tak mustahil untuk mengatakan kebenaran, untuk menyampaikan kepentingan tanpa berlaku agresif," ujar Caputova di hadapan pendukung sebagaimana dikutip Reuters, Senin (1/4/2019).

Presiden memang tak memiliki kekuasaan yang besar dalam pemerintahan Slovakia. Namun, ia memiliki wewenang untuk menunjuk perdana menteri dan bisa mengeluarkan veto atas penunjukkan jaksa dan hakim di badan yudikatif.

Terpilihnya Caputova diperkirakan akan mengganjal langkah mantan Perdana Menteri Slovakia Robert Fico yang berencana menjadi kepada Mahkamah Konsitutusi.

Fico mundur setahun lalu setelah gelombang protes terbesar dalam sejarah pasca komunisme Slovakia pecah. Tekanan terhadap pemerintahan koalisi Partai Smer pimpinannya saat itu meningkat. Ia dinilai tak cakap menguak dalang pembunuhan wartawan investigasi Jan Kuciak dan tunangannya, Martina Kusnirova yang ditembak pada Februari 2018.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Nancy Junita
Terkini