Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara (Bank Sumut) membukukan total laba bersih sebesar Rp502,6 miliar per akhir 2018.
Capaian tersebut meningkat sebesar 27,9% secara quarter on quarter (QoQ) dibandingkan dengan akhir September 2018 yang berjumlah sebesar Rp393 miliar.
Namun dibandingkan dengan akhir tahun 2017 posisi laba Bank Sumut mengalami penurunan 20,21% (year on year/YoY) dari sebelumnya Rp630,01 miliar.
Corporate Secretary Bank Sumut Syahdan Ridwan Siregar mengatakan pembentukan laba perseroan ditopang oleh pendapatan bunga dan nonbunga.
“Kenaikan laba karena pertumbuhan bisnis terutama pertumbuhan kredit sama pendapatan fee based income,” katanya kepada Bisnis, akhir pekan lalu.
Dalam laporan keuangan perseroan per akhir Desember 2018, nilai pendapatan bunga bersih mencapai Rp2,13 triliun, relatif stabil dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp2,17 triliun.
Adapun pendapatan operasional nonbunga mengalami kenaikan dari Rp614,02 miliar menjadi Rp682,24 miliar.
Sementara itu dari sisi pembentukan aset kredit tercatat kenaikan sebesar 5,3% secara tahunan yakni dari Rp20,6 triliun pada akhir 2017 menjadi Rp21,7 triliun.
Penyaluran kredit secara konvensional maupun syariah sama-sama menunjukkan pertumbuhan.
Di sisi lain penghimpunan dana masyarakat yang dilakukan perseroan pada tahun lalu mencapai Rp22,2 triliun.
Penyaluran kredit dan penghimpunan pendanaan membuat total aset Bank Sumut pada tahun lalu stabil di tingkat Rp28,1 triliun.
Sementara itu perbaikan kualitas kredit yang dilakukan perseroan mulai menunjukkan hasil. Hal itu tampak dari rasio non performing loan (NPL) yang turun dari 4,38% pada akhir 2017 menjadi 3,88%.
Dari sisi permodalan, perseroan mampu meningkatkan capital adequacy ratio (CAR) dari sebelumnya 15,85% menjadi 17,85%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel