Pembukaan Rekening Baru di BNI Syariah Tembus 50.000 Akun Per Bulan

Bisnis.com,03 Apr 2019, 14:11 WIB
Penulis: Muhammad Khadafi
Karyawan BNI Syariah melayani nasabah, belum lama ini. /Bisnis.com-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank BNI Syariah berupaya meningkatkan porsi dana murah dari produk tabungan nasabah ritel dengan menggenjot pembukaan rekening baru. Strategi yang dilakukan adalah peningkatan literasi keuangann syariah di berbagai lapisan masyarakat.

Direktur Utama BNI Syariah Abdullah Firman Wibowo mengatakan bahwa ruang perbankan syariah masih terbilang lebar untuk menggenjot dana murah. Strategi perusahaan meningkatkan literasi keuangan syariah ke perguruan tinggi terbukti membuahkan hasil.

Sepanjang 2017, setiap bulan BNI Syariah mencatat ada sekitar 41.000 rekening baru setiap bulan. Pada tahun 2018, jumlah pembukaan rekening baru meningkat pesat menjadi sekitar  50.000 akun baru per bulan.

Firman mengatakan menggenjot dana murah akan membuat bank syariah dapat bersaing dengan bank konvensional. Hal ini akan memberikan efisiensi beban dana. “Kami ini melihat bank syariah sulit bersaing dari segi pricing pembiayaan dengan bank konvensional karena bergantung pada dana haji, karena itu dana mahal,” katanya kepada Bisnis, belum lama ini.

Dengan strategi meningkatkan pembukaan rekening baru, BNI Syariah kini mampu bersaing dengan bank konvensional dalam hal porsi dana murah terhadap total dana pihak ketiga (DPK) yang dihimpun.

Per akhir 2018, porsi dana murah dari produk giro dan tabungan atau current account saving account (CASA) yang dihimpun oleh BNI Syariah menyumbang sekitar 55,82% dari total DPK. Jumlah ini meningkat dari tahun sebelumnya sebesar 51,60%.

BNI Syariah mencatat literasi dan inklusi keuangan menjadi tantantan utama bank syariah mencari dana murah. Saat ini literasi dan inklusi keuangan konvensinoal berada pada posisi 30% dan 68%, sedangkan keuangan syariah 8% dan 11%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Farodilah Muqoddam
Terkini