5 Terpopuler Market, BEI Perlu Tinjau Inovasi Perusahaan Lama dan Cadangan Minyak Darurat AS Diusulkan Dikurangi

Bisnis.com,04 Apr 2019, 11:59 WIB
Penulis: Ahmad Rifai
Karyawan melintas di dekat papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (18/2/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam

1. BEI Perlu Tinjau Inovasi Perusahaan Lama yang Terdaftar di Bursa

Institute for Development of Economics and Finance (Indef) menilai Bursa Efek Indonesia perlu meninjau kembali inovasi sejumlah perusahaan publik yang telah lama berdiri dan terdaftar di bursa saham, supaya bisa menjamin keberlangsungannya.

Ekonom Senior Indef Aviliani mengatakan sudah banyak perusahaan tutup karena tidak mampu mengubah ekosistemnya sesuai permintaan pasar. Terutama hal yang patut disayangkan adalah perusahaan-perusahaan lama yang merintis bisnisnya puluhan tahun tetapi pada akhirnya harus tutup.

Baca selengkapnya di sini.

2. JPFA Enggan Kembali Tembus Rp2.200

Saham PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk. masih enggan kembali ke level Rp2.200 per saham, pascainvestor asing asal Amerika Serikat, KKR mengurangi kepemilikan saham.

Penutupan perdagangan harian Selasa (2/4/2019), saham JPFA turun 4,25 persen atau setara 75 poin menuju level Rp1.690 per saham. Dalam sepekan terakhir, saham JPFA anjlok 21,4 persen dan dalam sebulan terakhir turun hingga 24,22 persen.

Baca selengkapnya di sini.

3. Nusantara Infrastructure (META) Genjot Tiga Lini Bisnis, Ini Perinciannya

PT Nusantara Infrastructure Tbk. membidik peluang dalam menginisiasi proyek infrastruktur prakarsa di berbagai daerah mulai dari jalan tol, air bersih, hingga energi untuk menjaga pertumbuhan kinerja keuangan perseroan ke depan.

Berdasarkan laporan keuangan 2018, Nusantara Infrastructure mengantongi pendapatan Rp781,76 miliar pada 2018. Realisasi itu turun tipis 1,29% dari Rp792,01 miliar pada 2017.

Baca selengkapnya di sini.

4. Vale Indonesia (INCO) Pacu Belanja Modal Tahun Ini

PT Vale Indonesia Tbk. menganggarkan belanja modal US$165 juta tahun ini atau hampir dua kali lipat dari US$83 juta pada 2018 sejalan dengan besarnya kebutuhan investasi perseroan.

Direktur Vale Indonesia Bernardus Irmanto menjelaskan bahwa perseroan sudah menyampaikan kepada pemegang saham untuk tidak membagikan dividen untuk kinerja keuangan 2018. Pertimbangan utama yakni kondisi kas perseroan sehingga keuntungan dicadangkan.

Baca selengkapnya di sini.

5. Cadangan Minyak Darurat AS Diusulkan Dikurangi

Wacana mengurangi cadangan minyak darurat Amerika Serikat (Strategic Petroleum Reserve/SPR) mengemuka baru-baru ini.

Sekretaris Energi A.S. Rick Perry mengatakan, Kongres harus mempertimbangkan apakah akan mengecilkan cadangan minyak darurat pemerintah atau tidak. Sebab booming produksi minyak domestik telah mengurangi ketergantungan AS pada impor.

Baca selengkapnya di sini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Surya Rianto
Terkini