Per Februari 2019, Kredit BRI Agro Melesat 40 Persen

Bisnis.com,04 Apr 2019, 15:31 WIB
Penulis: Ipak Ayu H Nurcaya
Karyawati melayani nasabah di kantor cabang PT Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk. (BRI Agro), di Jakarta, Jumat (9/11/2018)./JIBI-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk. (BRI Agro) mencatakan pertumbuhan kredit sebesar 40% secara tahunan per Februari 2019. Kontributor utama pendorong pertumbuhan kredit adalah sektor perkebunan seperti kelapa sawit, kelapa, dan tebu.

Direktur Utama BRI Agro Agus Noorsanto mengatakan bahwa untuk menjaga pertumbuhan kredit tetap stabil di kisaran 40% sampai akhir tahun, perseroan akan melakukan perluasan sektor yang dibiayai. Di antara sektor yang akan dieksplorasi lebih jauh yakni perkebunan pisang dan kopi.

“Kinerja kredit secara periode bulanan masih cenderung stagnan tetapi secara tahunan sudah tumbuh 40% secara tahunan,” katanya kepada Bisnis, belum lama ini.

Selain menggenjot pertumbuhan kredit, anak usaha PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. tersebut juga berupaya fokus menurunkan rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) yang saat ini masih berada di level 3%.

Menurut Agus, sebagian besar NPL berasal dari kredit lama di sektor konsumer yakni multifinance dan perumahan. Namun, Agus memastikan porsi kredit kedua sektor tersebut tidak besar. Penyaluran kredit ke sektor multifinance penyaluran hanya mencapai sekitar 5% dari total kredit yang disalurkan BRI Agro.

"Meningkatnya NPL juga diakibatkan penurunan harga komoditas tahun lalu dan meningkatnya suku bunga. Untuk itu, kami akan mengurangi pemberian kredit ke sektor-sektor yang masih menyumbang porsi besar terhadap NPL perseroan," ujarnya.

Selain itu, perseroan dengan sandi saham AGRO ini juga akan melakukan restrukturisasi dan penyelesaian terhadap debitur-debitur bermasalah. Perseroan akan menargetkan NPL gross di bawah 3% dan NPL net sekitar 1,5%—1,6% tahun ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Farodilah Muqoddam
Terkini