Politeknik Akamigas di Prambumulih Segera Urus Izin

Bisnis.com,05 Apr 2019, 14:02 WIB
Penulis: Dinda Wulandari

Bisnis.com, PALEMBANG – Sumatra Selatan segera memiliki Politeknik Akamigas yang berlokasi di Kota Prabumulih yang juga merupakan daerah penghasil migas di provinsi itu.

Pendirian politeknik merupakan Badan Layanan Umum (BLU) di bawah Kementerian Energi dan Sumber Daya Alam (ESDM) itu serupa dengan politeknik di Cepu, Kabupaten Blora, Jawa Tengah.

Gubernur Sumsel Herman Deru mengatakan pemprov mendukung penuh pendirian sekolah tersebut di Prabumulih karena lokasinya strategis sebagai lalu lintas produk gas dan minerba baik produksi maupun penjualannya.

"Ini tidak main-main anggarannya infrastrukturnya [dari Kementerian ESDM] sangat besar sampai Rp150 miliar,” katanya, Jumat (5/4/2019).

Deru melanjutkan keberadaan Politeknik Akamigas itu diharapkan jadi destinasi studi di sektor minyak dan gas yang menjadi tujuan para lulusan SMA di Sumsel dan nasional.

“Lulusannya nanti sudah kami dukung dengan Perda penyerapan tenaga lokal, dan Perda itu sudah disetujui. Jadi jangan takut lulusan ini bisa ditampung perusahaan migas yang beroperasi di Sumsel,” katanya.

Saat ini berdasarkan data Dinas Pertambangan dan ESDM sedikitnya ada 131 pembukaan tambang serta 48 perusahaan migas di Sumsel. Sehingga, kata Deru, akan menjadi peluang kerja bagi para lulusan, pasalnya selama ini tenaga kerja di sektor itu banyak dari luar daerah.

Sebelumnya, Direktur Politeknik Energi dan Akamigas Cepu, R.Y. Perry Burhan, mengatakan pihaknya segera menindaklanjuti instruksi menteri ESDM di Prabumulih akhir Maret lalu. Saat ini pihaknya sudah melakukan feasibility study (FS) untuk diajukan ke Kemenristek Dikti agar mendapatkan izin.

“Untuk tahap awal minimal ada tiga Prodi yang disiapkan. Ini yang sedang kita cari mana yang paling cocok. Ini akan menjadi Politeknik Migas yang kedua setelah Cepu. Ini sejarah untuk Sumsel,” jelasnya.

Untuk tahap awal, kata Perry, jika FS telah selesai, pihaknya akan menyiapkan pembangunan fisik yang diperkirakan akan dimulai tahun 2020. Setelah itu baru persiapan perekrutan dosen-dosen baru.

“Prodinya tidak jauh dari migas. Jadi inti utamanya pengolahan migas dan petrokimia artinya hilir dari migas termasuk mengebor minyak mentah menjadi bahan bakar,” jelasnya.

Akreditasi untuk tahap awal ini kata Prof Perry Burhan biasanya C. Setelah beberapa tahun baru kemudian ditingkatkan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Miftahul Ulum
Terkini