Kapal Tol Laut Angkut Beras 1.000 Ton dari Surabaya ke Bitung

Bisnis.com,05 Apr 2019, 18:13 WIB
Penulis: Sri Mas Sari
Ilustrasi - Kapal Logistik Nusantara 4 yang melayani tol laut menurunkan kontainer muatannya saat bersandar di dermaga Pelabuhan Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis (28/6/2018)./JIBI-Paulus Tandi Bone

Bisnis.com, JAKARTA - Sebanyak 1.000 ton beras siap diangkut oleh kapal tol laut dari Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, menuju ke Pelabuhan Tahuna, Kab. Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara. 


Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut Ditjen Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan Wisnu Handoko mengatakan barang pokok itu akan diangkut dari Surabaya ke Pelabuhan Bitung menggunakan kapal utama KM Logistik Nusantara yang dioperasikan Pelni.


Sesampainya di Bitung yang merupakan pelabuhan penghubung, kontainer akan dipindahkan ke kapal feeder KM Kendhaga Nusantara I yang juga dioperasikan oleh Pelni. Kapal akan berangkat 10 April menuju Tahuna dengan rute Bitung-Tagulandang-Tahuna-Melanguane-Miangas-Bitung. 


"Saat ini sudah dilakukan proses loading barang di Surabaya dengan menggunakan 50 kontainer dengan berat masing-masing 20 TEUs," kata Wisnu dalam siaran pers, Jumat (5/4/2019).


Pengangkutan beras merupakan sinergi antara Pelni sebagai perusahaan jasa pelayaran nasional dan Perum Bulog selaku BUMN penyedia kebutuhan pangan. 

Saat ini, Pelni melayani tol laut dengan rute Tanjung Perak-Makassar-Bitung-Tidore-Morotai-Buli-Maba-Gebe-Tidore-Tanjung Perak dengan kapal KM Logistik Nusantara 2 dan KM Logistik Nusantara 3 untuk mengangkut barang-barang kebutuhan pokok dan barang penting. 


Pemerintah, tutur Wisnu, tengah mengembangkan konsep tol Iaut yang terintregasi dan terkoneksi end to end hingga wilayah tertinggal, terpencil, terdepan, dan perbatasan (T3P). Salah satu terobosan yang ditempuh adalah penggunaan kontainer mini (minicon) sebagai media pengangkutan.


Di Surabaya, konsep tol Iaut dimulai dengan kapal utama dari Pelabuhan Tanjung Perak dengan kapasitas muatan kontainer hingga 300 TEUs. Kapal berangkat menuju hub port, seperti Batam, Bitung/Tahuna, Kupang, Saumlaki, dan Biak.


Setelah tiba di hub port, muatan dipindahkan ke kapal feeder, misalnya KM Kendhaga Nusantara I dengan kapasitas 100 TEUs menuju ke pelabuhan pengumpan regional.


Selanjutnya, muatan maksimal 20 boks diangkut ke kapal perintis, seperti KM Sabuk Nusantara menuju pelabuhan pengumpan lokal. Kapal perintis merupakan kapal kecil dengan bobot 2.000 gross ton (GT) yang cocok dengan karakteristik minicon yang berukuran sekitar 7 kaki.


Minicon kemudian diangkut oleh kapal LCT (landing craft tank) 50 GT dan pelayaran rakyat (pelra) 35 GT ke pulau-pulau terpencil, seperti Miangas Kakorotan, Sanana, Boven Digul, dan Memberamo.


"Keberhasilan konektivitas end to end program tol laut selain didukung oleh angkutan laut perintis dan Pelra, juga perlu didukung oleh angkutan udara perintis, angkutan penyeberangan perintis, dan angkutan jalan raya kargo perintis," kata Wisnu.
 
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Yusuf Waluyo Jati
Terkini