Dolar AS Masih Terpuruk, Emas Bertahan di Zona Hijau 

Bisnis.com,09 Apr 2019, 13:50 WIB
Penulis: Finna U. Ulfah
Harga emas/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Harga emas naik mendekati level tertingginya dalam kurun waktu lebih dari satu pekan seiring dengan dolar AS yang melemah akibat terkontraksinya data ekonomi negeri paman sam tersebut.

Berdasarkan data Bloomberg, pada perdagangan Selasa (9/4/2019) pukul 12.57 WIB, harga emas di bursa Comex bergerak naik 0,13% dan menguat 1,7 poin menjadi US$1.303,6 per troy ounce. Sementara itu, harga emas di pasar spot bergerak menguat 0,14% menjadi US$1.299,32 per troy ounce.

Ilya Spivak, Ahli Strategi Mata Uang di DailyFX, mengatakan bahwa pergerakan dolar AS masih dipengaruhi oleh sentimen data ketenagakerjaan AS yang meski secara keseluruhan di atas ekspetasi pasar, tetapi jumlah pekerja di sektor manufaktur menurun sehingga mengindikasikan adanya pelemahan ekonomi dalam negeri.

"Keuntungan emas dalam 24 jam terakhir adalah tindak lanjut dari laporan pekerjaan dari AS pada hari Jumat," ujar Ilya seperti dikutip dari Reuters, Selasa (9/4/2019).

Adapun, data perubahan tenaga kerja AS di luar sektor pertanian untuk Maret 2019 adalah sebesar 196.000 orang atau di atas proyeksi pasar sebesar 172.000 orang

Namun, pada saat yang sama data rata-rata pendapatan per jam AS secara month on month (mom) dirilis sebesar 0,1% di bawah ekspetasi pasar sebesar 0,3%.

Ilya mengatakan, penurunan inflasi pada upah pekerja menghilangkan tekanan dari The Fed dan membiarkan bank sentral AS tersebut tetap dovish, yaitu dengan menunda kenaikan suku bunga sehingga mendukung emas untuk bergerak naik.

Selain itu, data pesanan untuk barang buatan AS turun moderat pada Februari dan sektor manufaktur melambat di tengah meningkatnya persediaan. Indeks dolar AS yang mengukur kekuatan greenback di hadapan sekeranjang mata uang mayor bergerak melemah 0,04% menjadi 97,014.

Di sisi lain, analis ANZ Daniel Hynes mengatakan, laju emas juga didukung oleh pembelian emas sebagai cadangan devisa oleh mayoritas bank sentral di dunia.

"Dolar AS bergerak cenderung tenang dan data menunjukkan bahwa ada banyak pembelian emas dari bank sentral hampir di seluruh dunia," ujar Daniel seperti dikutip dari Reuters, Selasa (9/4/2019).

China, sebagai negara konsumen terbesar di dunia, melalui bank sentralnya meningkatkan cadangan emasnya sebesar 0,6% menjadi 60,62 juta ons pada akhir Maret 2019. Tidak hanya itu, menurut data Dana Moneter Internasional, Turki juga meningkatkan kepemilikan emasnya pada Maret 2019.

Sementara itu, spot platinum tergerlincir 0,87% menjadi US$901,25 per troy ounce, setelah menyentuh level tertingginya sejak Mei 2018 pada perdagangan sebelumnya. Paladium juga terdepresiasi, turun 0,51% menjadi US$1.377 per troy ounce dan perak turun 0,006% menjadi US$15,24 per troy ounce.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Riendy Astria
Terkini