Bisnis.com, JAKARTA – Suku bunga deposito yang masih stabil tinggi pada awal tahun membuat jumlah simpanan deposito nasabah di perbankan terus meningkat.
Data Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) per Februari 2019 menunjukkan bahwa jumlah rekening deposito berjangka per Februari 2019 mencapai 4,59 juta rekening dengan nilai Rp2.527,47 triliun.
Adapun pada Januari 2019, jumah rekening deposito berjangka mencapai 4,60 juta akun dengan nilai simpanan sebesar Rp2.486,01 triliun. Dengan kata lain dana deposito naik sekitar Rp41 triliun secara month to month.
Di sisi lain, nilai simpanan dalam bentuk tabungan justru menurun Rp14,76 triliun dalam jangka waktu satu bulan, dari posisi Januari 2019 yang mencapai Rp1.764,90 triliun menjadi Rp1.750,14 triliun pada Februari 2019. Penurunan tersebut berlawanan dengan jumlah rekening tabungan yang justru bertambah lebih dari 1 juta rekening, tepatnya dari 217,11 juta rekening per Januari 2019 menjadi sebanyak 272,11 juta rekening.
Sekretaris LPS Samsu Adi Nugroho mengatakan jumlah rekening simpanan pada Februari memang mengalami kenaikan karena adanya penambahan nasabah tabungan. Akan tetapi kenaikan jumlah rekening tidak linear dengan kenaikan dana tabungan karena banyak nasabah lebih memilih simpanan deposito.
"Memang ada penambahan nasabah tapi banyak juga yang berpindah ke produk simpanan lain yang bunganya lebih tinggi seperti deposito dengan nominal cukup besar. Itu bisa terlihat dari pertumbuhan rekening dan nominal deposito di atas Rp1 miliar yang lumayan besar," katanya kepada Bisnis, akhir pekan lalu.
Selain mengincar deposito, pengurangan dana tabungan juga ditengarai karena nasabah memindahkan dananya ke instrumen investasi lain seperti surat berharga negara.
Meski begitu, kata Samsu Adi, porsi perpindahan dana ke deposito masih lebih besar yang tampak dari total pertambahan deposito yang jauh lebih besar daripada penurunan nominal tabungan.
Dia menjelaskan, perpindahan tersebut antara lain karena belum adanya pengeluaran konsumsi yang signifikan sehingga nasabah memindahkan dananya demi mengoptimalkan imbal hasil dana.
"Bisa jadi karena belum ada pengeluaran konsumsi atau rumah tangga yang signifikan sehingha untuk mengoptimalkan dana, nasabah pindah ke deposito yang hasilnya lebih tinggi dari tabungan," tuturnya.
Suku bunga deposito yang diprediksi masih akan bertahan pada level tinggi dinilai akibat ketatnya persaingan perbankan dalam menghimpun likuiditas sejalan dengan penyaluran kredit yang agresif.
Mengutip data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), kredit perbankan per Februari menyentuh angka 12,13% sedangkan pertumbuhan dana pihak pihak ketiga (DPK) masih stagnan di kisaran 6,57%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel