Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. menerbitkan global bonds sebesar US$750 juta. Angka itu lebih kecil dari yang direncanakan pada awal tahun sebesar US$1 miliar.
Direktur Utama Mandiri Kartika Wiroatmodjo mengatakan bahwa perseroan sudah merilis US$750 juta, karena kebutuhannya baru senilai itu. Selanjutnya, perseroan juga akan memulai settlement. Roadshow penawaran telah dilakukan pada 2-3 April 2019.
Aksi korporasi penghimpunan dana valas lewat emisi global bonds tersebut menjadi prioritas perseroan untuk memperbaiki struktur pendanaan valas yang sempat mengetat pada akhir 2018 lalu.
"US treasury juga telah memberikan spread yang baik atas obligasi ini sebesar 168 bps," katanya, Selasa (9/4/2019).
Sementara itu, untuk penghimpunan dana nonkonvensional berdenominasi rupiah, Bank Mandiri memperkirakan kebutuhannya tidak akan sebanyak tahun lalu. Sepanjang 2018, bank pelat merah tersebut menerbitkan obligasi berkelanjutan hingga Rp10 triliun.
Alasannya, menurut Tiko, perkembangan likuiditas rupiah hingga Februari 2019 sudah mulai longgar. “Jadi untuk kuartal II/2019 nanti kami akan lihat dulu kebutuhannya. Kalau likuiditas rupiah sudah longgar ya sudah tidak perlu [fund raising dari pasar modal],” katanya.
Pada akhir 2018 perseroan sempat mengalami pengetatan likuiditas khususnya yang berdenominasi valas. Hal ini lantaran banyaknya dana jangka pendek yang keluar sejalan dengan capital outflow.
Pengetatan likuiditas tecermin dari loan to deposit ratio (LDR) yang naik dari 89,2% akhir Desember 2017 menjadi 97,1% per Desember 2018. Posisi loan to funding ratio (LFR) juga naik dari 87,2% menjadi 95,5%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel