BTN Incar Pinjaman Bilateral Sekitar Rp7 triliun

Bisnis.com,10 Apr 2019, 18:16 WIB
Penulis: Muhammad Khadafi

Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. hendak menghimpun dana non konvensional senilai Rp12,5 triliun hingga Rp14 triliun pada tahun ini. Sekitar 50% di antaranya ditargetkan merupakan pinjaman bilateral.

Direktur Keuangan BTN Iman Nugroho Soeko mengatakan pinjaman bilateral relatif lebih menguntungkan. “Karena kan tidak harus menaruh 6,5% Giro Wajib Minimum di Bank Indonesia dan tidak bayar LPS fee [biaya premi kepada Lembaga Penjamin Simpanan],” katanya kepada Bisnis, Rabu (10/4/2019).

Iman melanjukan bahwa pada Desember 2018, perseroan telah mendapatkan komitmen dana pinjaman sindikasi senilai US$130 juta. Dari total nilai pinjaman tersebut, US$100 juta sudah dicairkan pada bulan yang sama, dan sisanya ditarik tahun ini.

ANZ Bank menjadi lead arranger dalam pinjaman sindikasi tersebut. Dana segar ini diberikan dengan rincian bunga London Interbank Offered Rate (LIBOR) ditambah 65 bps untuk offshore lender dan ditambah 80 bps untuk onshore lender.

Dia mengatakan bahwa penarikan pinjaman dalam denominasi dolar dilakukan untuk menambah diversifikasi sumber dana. Selain itu, menurutnya penarikan pada akhir tahun lalu itu dilakukan guna mengantisipasi pengetatan likuiditas lanjutan pada 2019.

Seperti diketahui, likuiditas BTN dalam bentuk rupiah maupun valas terbilang ketat. Pada tahun lalu perusahaan menutup tahun dengan rasio kredit terhadap simpanan (loan to deposit ratio/LDR) 103,25%, naik 12 bps dari posisi 2017, yakni 103,13%.

Pada tahun lalu kredit BTN tercatat melaju paling kencang di antara bank-bank besar lain. Bank pelat merah yang fokus pada pendanaan sektor properti ini membukukan pertumbuhan kredit 19,48% secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi Rp198,9 triliun. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Farodilah Muqoddam
Terkini