KABAR GLOBAL 11 APRIL: Tensi AS & Uni Eropa Kian Meninggi, Paman Sam Berkubang Minyak

Bisnis.com,11 Apr 2019, 09:03 WIB
Penulis: Aprianto Cahyo Nugroho
Komisi Uni Eropa/europa

Bisnis.com, JAKARTA – Sejumlah berita dari mancanegara menjadi sorotan media massa hari ini, Kamis (11/4/2019), di antaranya makin meningkatnya ketegangan antara AS dan Uni Eropa.

Berikut ringkasan topik utama di sejumlah media nasional:

 

Tensi AS & Uni Eropa Kian Meninggi. Setelah berperang dengan China, kini giliran Amerika Serikat berperang dengan Uni Eropa. Intensitas perang dagang antara Amerika Serikat dan Uni Eropa makin meningkat akibat kebijakan subsidi terhadap industri penerbangan yang disengketakan. (BIsnis Indonesia)

Paman Sam Berkubang Minyak. Produksi minyak mentah Amerika Serikat pada tahun ini diproyeksikan tumbuh 1,43 juta barel per hari, menjadi rata-rata 12,39 juta bph. Administrasi Informasi Energi AS (Energy Information Administration), Rabu (10/4), mencatat jumlah itu meningkat dibandingkan dengan perkiraan sebelumnya, yaitu 1,35 juta bph. (Bisnis Indonesia)

China Melarang Bitcoin. Pemerintah China berencana melarang penambangan Bitcoin. Namun untuk merealisasikan larangan itu, pemerintah akan terlebih dahulu meminta pendapat kepada publik. (Kontan)

Bank Dunia Tetap Gandeng China. Bank Dunia mempunyai bos baru, yakni David Malpass. Banyak kalangan khawatir karena Malpass dianggap dekat dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Banyak pula yang meragukan bahwa kebijakan Bank Dunia di era Malpass bisa lepas dari pengaruh Trump, terutama dalam hubungan AS dan China. (Kontan)

Uni Eropa Setuju Perpanjangan Kedua Proses Brexit. Uni Eropa (UE) akhirnya akan menyetujui penundaan British Exit (Brexit ) yang kedua kali. Namun, perpanjangan waktu tersebut diterima dengan persyaratan. Hal itu tertuang dalam draf pernyataan yang dikeluarkan para pemimpin UE. (Kontan)

IMF: Utang Bertambah, Ekonomi Makin Rentan. Kenaikan tingkat utang korporasi dan pemerintah disertai lonjakan kredit yang lebih berisiko dapat menyebabkan perekonomian global lebih rentan bilamana terjadi lagi kemerosotan parah. Dana Moneter Internasional (IMF) mengingatkan hal ini dalam laporan enam bulanan Laporan Stabilitas Finansial Global. (Investor Daily)  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Saeno
Terkini