Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk. (Bank Jatim) membukukan portofolio kredit sebesar Rp33,69 triliun per kuartal I/2019, naik 7,27% secara tahunan.
Direktur Utama Bank Jatim R. Soeroso mengatakan bahwa sektor komersial berperan signifikan pada kuartal pertama tahun ini. Kredit kepada sektor tersebut naik 16,61% yoy menjadi Rp7,15 triliun. Angka pertumbuhan segmen ini jauh lebih tinggi dibandingkan dua kelompok debitur lain, yakni usaha kecil dan menengah (small medium enterprise/SME) dan konsumsi.
“Kredit komersial naik cukup tinggi, karena di Jawa Timur produk yang jadi komoditas ekspor naik dan juga perdagangan antar pulau naik signfikan,” katanya dalam paparan kinerja kuartal I/2019 di Jakarta, Kamis (11/4/2019).
Sementara itu secara komposisi, kredit konsumsi masih menjadi tulang punggung fungsi intermediasi perusahaan. Penyaluran dana kepada debitur perorangan ini menyumbang 63,46% terhadap total penyaluran dana, atau Rp21,39 triliun.
Adapun pertumbuhan kredit pada awal tahun ini juga diikuti oleh perbaikan kualitas aset. Rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) membaik sebanyak 29 bps dibandingkan dengan posisi akhir tahun lalu, menjadi 3,46%.
Direktur Keuangan Bank Jatim Ferdian Timur Satyagraha menjelaskan bahwa sektor komersial menjadi penyumbang NPL tertinggi atau lebih dari 50% dari total kredit bermasalah perusahaan.
“Tapi posisinya membaik, dari sebelumnya pada kisaran 18% sekarang 11% [Maret 2019]. Targetnya [NPL] di bawah 8% tahun untuk kredit komersial,” ujar Ferdian.
Tahun ini Bank Jatim akan terus meningkatkan kualitas aset dengan lebih selektif menyalurkan kredit kepada sektor komersial. Sebelumnya NPL perusahaan melesat karena Bank Jatim banyak membiayai proyek non pemerintah di luar wilayah Jawa Timur.
“Sekarang kami fokus pada pembiayaan proyek-proyek yang menggunakan APBD dan APBN,” tambahnya.
Adapun pada tahun ini Bank Jatim menargetkan pertumbuhan penyaluran dana sebesar 9,5% yoy. Sejumlah kredit sindikasi terkait infrastruktur yang belum dicairkan pada tahun lalu membuat bank optimistis memasang target pertumbuhan lebih tinggi dibandingkan realisasi 2018.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel