Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk. (Bank Jatim) meluncurkan sistem pembayaran kode QR (quick response). Perusahaan berharap implementasi teknologi teranyar ini dapat mendorong pertumbuhan dana murah dari produk giro dan tabungan.
Direktur Keuangan Bank Jatim Ferdian Timur Satyagraha mengatakan bahwa pada awal peluncuran telah ada 1.200 usaha kecil menengah (UKM) yang bermitra dengan total 2.000 tenant.
“Yang utama itu dana murah dulu, mendorong pembukaan tabungan. Setelahnya baru bisa genjot FBI [fee based income/FBI],” kata Ferdian usai paparan kinerja di Jakarta, Kamis (11/4/2019).
Dia menjabarkan bahwa rasio dana murah dari produk giro dan deposito atau current account saving account (CASA) Bank Jatim per Maret 2019 telah mencapai 69,80%, naik tipis dari periode yang sama tahun lalu, 69,57%. Namun angka tersebut tergolong rendah dibandingkan dengan posisi akhir tahun lalu yang menembus 75,41%.
“Posisi akhir tahun setidaknya bisa sama dengan tahun lalu, biarpun deposito tumbuh karena ada penyesuaian suku bunga dengan suku bunga acuan Bank Indonesia,” jelasnya.
Seperti diketahui, Bank Indonesia menaikan suku bunga acuan sebanyak 175 bps sepanjang 2018. Hal ini merupakan respons dari kebijakan bank sentral Amerika Serikat.
Adapun sepanjang kuartal I/2019, dana pihak ketiga (DPK) Bank Jatim naik 15,16% secara tahunan (year-on-year/yoy), menjadi Rp51,82 triliun. Giro, penyumbang terbesar, tumbuh paling tinggi atau sebesar 16,74% yoy menjadi Rp20,01 triliun.
Kemudian diikuti oleh tabungan Rp16,11 triliun dan deposito Rp15,65 triliun. Tabungan dan deposito, masing-masing, membukukan pertumbuhan 14,07% yoy dan 14,28% yoy.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel