KABAR PASAR 12 APRIL: Geliat Manufaktur Berlanjut, Pembangunan Ekonomi Hadapi Dilema

Bisnis.com,12 Apr 2019, 09:05 WIB
Penulis: Aprianto Cahyo Nugroho
Pekerja menyelesaikan pembuatan mobil Mitsubishi Xpander di pabrik Mitsubishi Motors Krama Yudha Indonesia (MMKI) Cikarang, Jawa Barat, Selasa (3/10)./JIBI-Dwi Prasetya

Bisnis.com, JAKARTA – Berita terkait denga geliat industri manufaktur serta pembangunan ekonomi yang menghadapi dilema menjadi sorotan media massa hari ini, Jumat (12/4/2019).

Berikut rincian topik utama di sejumlah media nasional:

Geliat Manufaktur Berlanjut. Geliat industri manufaktur akan terus berlanjut hingga kuartal kedua tahun ini, ditopang oleh peningkatan permintaan menjelang pemilihan umum dan bulan Ramadan. (Bisnis Indonesia)

Pembangunan Ekonomi Hadapi Dilema. Institute for Development of Economics and Finance (Indef) menilai pembangunan ekonomi Indonesia menghadapi dilema antara pilihan tumbuh tinggi atau tumbuh moderat. (Bisnis Indonesia)

Pemerintah Disarankan Revisi APBN. Pemerintah disarankan untuk melakukan revisi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2019 seiring dengan deviasi asumsi harga ICP dan kurs rupiah. (Bisnis Indonesia)

Tebar Dividen, Manjakan Investor. Di tengah kondisi ekonomi yang cukup menantang, emiten bergegas membagikan dividen sebagai apresiasi atas dukungan pemegang saham. (Bisnis Indonesia)

Tantangan Ekonomi Menanti Presiden Terpilih. Sepekan ke depan, publik akan mengetahui hasil pemilihan presiden (Pilpres) 2019. Saat itu pula, kita akan memiliki pemimpin Indonesia untuk 5 tahun ke depan. (Kontan)

Program Energi Berkeadilan Dorong Kesejahteraan Rakyat. Program energi berkeadilan yang digulirkan pemerintah dalam lima tahun terakhir berhasil menekan inflasi, menjaga daya beli masyarakat, mendorong konsumsi rumah tangga, meningkatkan kesejahteraan rakyat, dan menciptakan pemerataan ekonomi. (Investor Daily)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: M. Taufikul Basari
Terkini