Baper Sama Prabowo, Dukungan Partai Demokrat Setengah Hati

Bisnis.com,13 Apr 2019, 22:32 WIB
Penulis: Aziz Rahardyan
Pasangan nomor urut 02 Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno mengikuti debat kelima Pilpres 2019 di Hotel Sultan, Jakarta, Sabtu (13/4/2019)./ANTARA FOTO-Wahyu Putro

Bisnis.com, JAKARTA — Pernyataan mengejutkan keluar dari capres nomor urut 02 Prabowo Subianto dalam segmen kedua Debat Capres V di Hotel Sultan, Sabtu (13/4/2019).

Dalam debat yang tengah membahas terkait persoalan ekonomi itu, Prabowo menyebut bahwa ekonomi Indonesia sudah salah arah sejak lama, yaitu sebelum Jokowi menjabat.

Menurut pengamatan Bisnis, selepas segmen selesai dan memasuki jeda iklan, jeritan bernada 'keluar koalisi' terdengar dari seorang politisi Demokrat Ardy Mbalembout di luar area Golden Ballroom Sultan tempat berlangsungnya debat.

Setelah itu, terlihat beberapa politisi Demokrat lain keluar dari ruangan seperti Syarief Hasan, Imelda Sari, serta Ferdinand Hutahaen untuk menenangkan Andy. Tetapi, mereka hanya menjelaskan bahwa keributan ini bukan soal pernyataan Prabowo, melainkan hanya soal Ardy yang tidak mendapat gelang akses masuk.

Direktur Indonesia Political Review (IPR) Ujang Komarudin menilai bahwa memang ada kemungkinan suatu parpol keluar koalisi di menit-menit akhir jelang hari-H pemilihan, walaupun kemungkinannya kecil.

"Di the last minute, sejatinya partai-partai harus fokus dalam pemenangan. Baik di Pileg maupun di Pilpres," ungkap Pengamat Politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia ini.

"Jika ada ribut-ribut Demokrat mau keluar itu hal yang wajar, Demokrat merasa disudutkan karena Prabowo menyinggung dan menyalahkan presiden-presiden sebelum Jokowi. Artinya SBY [Presiden RI ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono] juga bisa saja yang terkena kritik Prabowo," tambahnya.

Menurut Ujang, hal ini bisa disebut sebagai salah satu blunder Prabowo yang kurang bisa 'menjaga hati' Demokrat. Kendati demikian, Ujang menilai kecil kemungkinan Demokrat keluar koalisi secara resmi, hanya saja barangkali hanya akan mendukung Prabowo-Sandiaga 'setengah hati'.

"Walaupun secara khusus tidak menyebutkan nama SBY. Namun Prabowo melakukan blunder. Karena selalu menyalahkan pemerintahan sebelumnya, dan bagaimanapun Demokrat dan SBY pernah menguasai pemerintahan selama 10 tahun sebelum Jokowi," jelasnya.

"Mungkin saja Demokrat keluar koalisi. Tapi tak akan dilakukan. Demokrat masih akan tetap dikoalisi Prabowo-Sandi. Tapi mungkin akan lebih fokus memenangkan Pileg," tutup Ujang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Akhirul Anwar
Terkini