Bursa Asia Terkerek Optimisme Pembicaraan Perdagangan AS-China

Bisnis.com,15 Apr 2019, 15:38 WIB
Penulis: Aprianto Cahyo Nugroho
Bursa MSCI Asia/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Asia mendekati level tertinggi dalam sembilan bulan terakhir pada perdagangan Senin (15/4/2019) setelah Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin mengatakan ia berharap pembicaraan perdagangan AS-China mendekati putaran terakhir

Menambah sentimen positif, data ekspor dan pinjaman bank China yang kuat meningkatkan kepercayaan terhadap ekonomi global.

Optimisme pada kesepakatan perdagangan yang sejalan dengan jeda dari pengetatan kebijakan Federal Reserve AS dan perpanjangan batas waktu Brexit membantu mengangkat mood di pasar saham.

"Kekhawatiran perdagangan AS-China telah surut, The Fed tidak lagi menaikkan suku bunga dan Brexit telah ditunda; semuanya menjadi pertanda baik untuk aset berisiko," kata Takashi Hiroki, kepala analis Monex Securities, seperti dikutip Reuters.

Indeks MSCI Asia Pacific di luar Jepang menguat 0,4% ke level tertinggi sejak akhir Juli. Sementara itu, indeks Topix dan Nikkei 225 Jepang menguat masing-masing 1,4% dan 1,37%.

Pada hari Sabtu, Mnuchin mengatakan perjanjian perdagangan AS-China akan melampaui upaya-upaya sebelumnya untuk membuka pasar China bagi perusahaan-perusahaan AS dan berharap bahwa kedua pihak mendekati dengan putaran final perundingan.

Lebih lanjut memicu sentimen risiko, Reuters secara eksklusif melaporkan pada hari Senin bahwa negosiator AS telah mengurangi tuntutan agar China mengekang subsidi industri sebagai syarat untuk kesepakatan perdagangan.

"Kami mengharapkan kesepakatan AS-China yang relatif ramah pasar," kata ekonom global Bank of America Merrill Lynch, Ethan Harris dalam sebuah catatan. "Dalam pandangan kami, kekhawatiran pasar dan politik akan membatasi ketegangan di masa depan."

Reli di pasar Asia mengikuti bursa saham AS yang menguat pada hari Jumat menyusul data China yang menunjukkan ekspor rebound pada bulan Maret ke level tertinggi lima bulan sementara pinjaman bank baru melonjak jauh lebih dari yang diperkirakan.

Investor khawatir terhadap pertumbuhan global tahun ini karena perselisihan perdagangan dan kondisi keuangan menekan permintaan. Menambah kekhawatiran sebelumnya, Dana Moneter Internasional (IMF) memangkas prospek ekonomi dunia untuk ketiga kalinya dalam enam bulan terakhir.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Sutarno
Terkini