Gempa 6,1 SR Guncang Taiwan, Hentikan Layanan Kereta Api Bawah Tanah

Bisnis.com,18 Apr 2019, 15:41 WIB
Penulis: Aprianto Cahyo Nugroho
Ilustrasi-Kereta MRT Taipei/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Gempa berkekuatan 6,1 skala richter mengguncang kota Hualien, Taiwan, Kamis (18/4/2019). Gempa ini terasa hingga ibu kota Taipei dan menghentikan layanan kereta bawah tanah di sana.

Dilansir Reuters, tayangan media setempat menunjukkan anak-anak sekolah dievakuasi dari bangunan setelah gempa tersebut. Berdasarkan seorang pejabat biro cuaca, ini merupakan gempa terbesar yang melanda pulau ini sepanjang 2019.

Pemerintah mengungkapkan, sekitar 100 orang diungsikan dari sebuah bangunan di Kota Taipei, sementara itu dua orang tertimpa bebatuan yang jatuh di kota wisata Hualien. Belum ada laporan kerusakan serius maupun korban jiwa.

Meskipun ada pemadaman listrik skala kecil di beberapa distrik di Taipei, Central News Agency mengatakan pabrik dan layanan kilang minyak berjalan seperti seperti biasa.

Biro cuaca Taiwan segera membangun pusat reaksi setelah gempa dengan kedalaman 18 km tersebut. Gempa susulan dengan kekuatan lebih dari 5 skala richter (SR) diperkirakan terjadi dalam beberapa hari mendatang, ungkap mereka.

Presiden Taiwan Tsai Ing-wen mengatakan layanan kereta berkecepatan tinggi di Taiwan utara yang menghubungkan Taipei dan kota tetangga Taoyuan, dihentikan untuk sementara.

Pada halaman Facebook resminya, Tsai mengatakan dia meminta pejabat terkait mengumpulkan informasi dari berbagai sumber, Informasi tersebut berguna untuk memeriksa apakah ada kerusakan, dan agar bertindak sesegera mungkin jika mendapatinya.

Pada Februari tahun lalu, gempa berkekuatan 6,4 SR mengguncang Hualien, menyebabkan kerusakan bangunan, membuat celah besar di jalan dan menimbulkan kepanikan sekitar 100.000 penduduk.

Taiwan terletak di dekat pertemuan dua lempeng tektonik dan rentan terhadap gempa bumi. Lebih dari 100 orang tewas dalam gempa bumi di Taiwan pada tahun 2016. Selain itu, gempa berkekuatan 7,6 SR juga pernah terjadi di tahun 1999 dan menewaskan lebih dari 2.000 jiwa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Saeno
Terkini