Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. memproyeksikan penyaluran kredit kepada sektor agribisnis pada tahun ini akan lebih baik dari realisasi 2018, dengan strategi mengoptimalkan jaringan supply chain sektor perkebunan dan pertanian.
Wakil Direktur BNI Herry Sidharta mengatakan, penyaluran kredit kepada sektor agribisnis pada 2018 tercatat sebesar Rp49 triliun, tumbuh 5,3% dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Pada tahun ini, pertumbuhan kredit agribisis diharapkan bisa lebih terakselerasi seiring dengan dukungan program-program pemerintah yang mendorong perkembangan sektor pertanian.
“Pertumbuhan kredit di dektor agribisnis ini didukung oleh subsektor perkebunan dan pertanian tanaman pangan,” katanya kepada Bisnis, belum lama ini.
Herry menambahkan, ke depan perseroan akan meningkatkan penyaluran kredit secara selektif, baik debitur korporasi maupun retail dan usaha kecil, misalnya BUMN pertanian dan perkebunan yang berisiko rendah.
Kemudian, perseroan akan melakukan ekspansi pinjaman secara selektif kepada pemain utama di industri pertanian dan perkebunan, serta mengoptimalkan strategi supply chain di sektor tersebut.
Dari aspek kualitas, Herry menjelaskan, kredit sektor agribisnis menunjukkan perbaikan. Hal itu tercermin dari rasio non-performing loan (NPL) sebesar 0,1% pada 2018, turun dari 0,5% pada 2017.
Secara industri, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat bahwa per Januari 2019, pertumbuhan kredit pertanian, perburuan, dan kehutanan mecapai 11% secara tahunan sebesar Rp350,21 triliun. Angka tersebut menurun jika dibandingkan dengan capaian kredit pada Januari 2018 yang tumbuh sebesar 13,48% secara tahunan dengan nilai Rp315,52 triliun.
Dalam 4 tahun terakhir pertumbuhan kredit sektor agribisnis stagnan di level 11%, padahal pada 2015 sempat tumbuh 20% secara tahunan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel