Uforia Pemilu Bakal Topang Penguatan Pasar Modal Pekan Ini

Bisnis.com,22 Apr 2019, 09:00 WIB
Penulis: Dwi Nicken Tari
Karyawan memantau pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di salah satu perusahaan sekuritas di Jakarta, Jumat (5/4/2019)./Bisnis-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA — Perhatian investor pada pekan ini diperkirakan masih melanjutkan uforia dari hasil sementara hitung cepat (quick count) Pemilihan Presiden (Pilpres).

Adapun, hasil hitung cepat (quick count) sehari setelah Pilpres pada pekan lalu yang menunjukkan bahwa petahana berpeluang besar melanjutkan masa jabatan hingga 5 tahun ke depan telah menjadi penopang menguatnya IHSG penurunan yield SUN bertenor 10 tahun.

Sebagai cerminan respons dari uforia para pelaku pasar, indeks harga saham gabungan (IHSG) menguat 0,40% atau 25,67 poin ke level 6.507 pada akhir perdagangan Kamis (18/4/2019). Secara year-to- date, indeks menguat 5,05%.

Analis Binaartha Sekuritas M. Nafan Aji Gusta Utama mengungkapkan, pola upward bar pada weekly chart sudah terbentuk mengindikasikan adanya potensi penguatan bagi IHSG untuk pekan depan. "Sentimen positif dari domestik a.l. uforia pemilu, stabilitas fundamental makroekonomi domestik yang inklusif dan berkesinambungan, stabilitas rupiah, data FDI Indonesia," katanya kepada Bisnis.com, Minggu (21/4/2019).

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, investor asing telah mencatatkan aksi beli bersih (net buy) senilai Rp1,42 triliun selama perdagangan Kamis (18/4/2019), atau sehari setelah perhelatan pesta demokrasi. Dengan demikian, selama tahun berjalan, investor asing telah mencatatkan net buy sebesar Rp15,22 triliun.

Selain itu, lanjut Nafan, prospek Bank Indonesia bakal menahan suku bunga di level 5,25% pada pekan ini pun akan menjadi katalis positif bagi pergerakan indeks. Dirinya memperkirakan IHSG pada pekan ini dapat bergerak di rentang 6.394-6.693.

Sementara itu, Kepala Riset Fixed Income Mandiri Sekuritas Handy Yunianto mebambahkan bahwa uforia Pemilu juga masih akan menjadi sentimen positif di pasar obligasi. "Kalau dilihat dari aliran modal masuk, asing juga mencatatkan net buy sekitar Rp1,3 triliun dan yield SUN bertenor 10 tahun turun sekitar 4 bps [pada akhir pekan lalu]," katanya kepada Bisnis.com, dikutip Senin (22/4/2019).

Ke depannya, Handy menilai, investor juga akan mencermati faktor-faktor lain di luar uforia Pemilu.

Misalnya, kata Handy, mengenai perkembangan ekonomi global yang dapat menyebabkan kenaikam sentimen risk on maupun risk off dan perkembangan harga komoditas dunia.

"Sementara dari domestik, tentu yang jadi perhatian adalah apakah benar terjadi penurunan tren defisit neraca berjalan [CAD]," imbuh Handy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Riendy Astria
Terkini