Bisnis.com, JAKARTA - Bank sentral mengakui telah melakukan pelonggaran moneter sejak akhir tahun lalu melalui instrumen injeksi likuiditas berhasil menjaga kelancaran kebutuhan uang perbankan di dalam negeri.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan operasi moneter sepanjang kuartal I/2019 berhasil menambah likuiditas perbankan.
"Sehingga alat likuid per dana pihak ketiga, salah satu indikator likuiditasnya itu cukup tinggi, yaitu 22,33 persen pada Februari 2019, naik dibandingkan 21,88 persen pada Desember 2018," papar Perry, Selasa (23/04/2019).
Pertumbuhan alat likuid ini menjadi faktor pendorong kenaikan kredit perbankan sebesar 12,13 persen pada Februari 2019, dibandingkan 11,82 persen pada Desember 2018.
Adapun operasi moneter yang dilakukan BI a.l. term repo dan swap valas. Untuk jadwal term repo, Perry mengungkapkan publikasi jadwal telah dilakukan untuk enam bulan ke depan. Dengan demikian, perbankan memiliki kepastian untuk menjaga kebutuhan likuiditasnya.
"Perbankan yang punya sekuritas SBN dan underlying lainnya bisa ke BI dan bisa mendapatkan tambahan injeksi likuiditas," ungkap Perry.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel