Bisnis.com, JAKARTA — Holding BUMN Jasa Keuangan yang ditargetkan tuntas pada semester I/2019 diharapkan akan mendorong ekspansi bisnis perbankan dan lembaga nonbank yang terlibat di dalamnya.
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk., selaku salah satu anggota holding, berharap dapat mengakselerasi penyaluran kredit perumahan setelah tergabung dalam holding jasa keuangan.
Direktur Strategi, Risiko, dan Kepatuhan BTN mengatakan bahwa pembentukan holding jasa keuanganakan menguntungkan para anggotanya.
“Karena dengan adanya holding maka mempermudah BTN untuk mendapatkan funding dan juga modal untuk meningkatkan kinerja BTN dalam merealisasikan program sejuta rumah,” ujarnya kepada Bisnis, Selasa (22/4/2019).
Dalam beberapa kesempatan sebelumnya, Direktur Keuangan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Anggoro Eko Cahyo mengatakan bahwa meskipun aka nada beberapa bank yang tergabung dalam holding, namun setiap bank akan tetap memiliki kompetensi masing-masing.
“Menurut kami bisnis as-is dulu saja, karena holding itu sendiri dalam perkembangannya tetap saja keleluasaan masing-masing ada pada bank sesuai dengan core competencies masing-masing. Kalau BNI saat ini 52% kreditnya ke segmen nasabah korporasi maka setelah jadi holding tentu saja tetap di situ kan,” katanya.
Tahun ini, lanjutnya, BNI menargetkan pertumbuhan kredit mencapai 18%—19%, sedangkan pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) dipatok di kisaran 16%. Target pertumbuhan tersebut, didasarkan pada kinerja tahun lalu dan pertimbangan kondisi ekonomi pada 2019.
Sementara itu, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. menilai bahwa bergabung dalam holding akan meningkatkan leverage bisnis yang saat ini masih tertinggal dibandingkan dengan bank negara tetangga.
Sekretaris Perusahaan Bank Mandiri Rohan Hafas menilai bahwa dengan bergabung dalam holding, perseroan juga memiliki peluang mendapatkan pinjaman dana dalam jumlah besar dengan tarif yang lebih murah. Dana segar tersebut dapat akan menjadi bagian dari ekspansi anorganik.
“Untuk membesarkan diri, kami tidak cukup, hanya bisa mengandalkan pertumbuhan 10%–15% setiap tahun. Kalau ramai-ramai, bisa Rp4.000—Rp3.000 triliun, kapitalnya juga berarti bisa pinjam sekali besar, alokasinya nanti tergantung holding,” katanya.
Holding BUMN Jasa Keuangan akan beranggotakan himpunan bank-bank milik negara yakni BRI, Bank Mandiri, BNI, dan BTN, PT Pegadaian (Persero), PT Permodalan Nasional Madani (Persero), PT Fintek Karya Nusantara (Finarya). PT Danareksa (Persero) direncanakan menjadi induk holding.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel