BRI Siapkan Rp1 Triliun untuk LinkAja

Bisnis.com,25 Apr 2019, 09:37 WIB
Penulis: Muhammad Khadafi
Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia Tbk Suprajarto (ketiga kanan) didampingi direksi lainnya memberilan penjelasan mengenai kinerja perseroan periode Triwulan II/2018, di Jakarta, Selasa (31/7/2018)./JIBI-Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. telah menyiapkan anggaran senilai Rp1 triliun sebagai modal untuk mengambil bagian dalam kepemilikan PT Fintek Karya Nusantara, pengelola LinkAja. 

Direktur Utama BRI Suprajarto mengatakan bahwa meskipun sudah menyiapkan dana investasi senilai total Rp1 triliun, namun kemungkinan nilai penyertaan ke LinkAja kurang dari nilai yang telah disiapkan tersebut. 

“Kami penyertaan Rp1 triliun ke venture, tapi penyertaan tidak sampai segitu,” katanya seusai paparan kinerja BRI kuartal I/2019 di Jakarta, Rabu (24/4/2019). 

Seperti diketahui LinkAja merupakan jawaban dari perusahaan pelat merah untuk bersaing dengan perusahaan finansial berbasis teknologi (tekfin). Anak usaha Telkomsel itu saat ini merupakan milik dari 7 perusahaan pelat merah. 

Telkomsel mempunyai porsi saham terbesar dengan 25%. Bank Mandiri, BRI, dan BNI masing-masing memiliki 20% saham LinkAja. Sisanya, BTN dan Pertamina masing-masing 7% dan Jiwasraya 1%. 

Suprajarto menambahkan bahwa dia berharap BUMN yang ikut berpartisipasi dalam penyedia jasa sistem pembayaran tersebut akan bertambah. Dengan demikian porsi kepemilikan saham BRI dapat dikurangi. 

“Kalau sedikit hasilnya besar kan bagus. Kami ingin BUMN lain yang punya potensi gabung lagi,” katanya. 

Adapun dengan LinkAja, BRI berharap akan memberikan kontribusi besar terhadap pendapatan nonbunga perseroan. Saat ini total merchant dari seluruh bank pelat merah sebanyak 60.000 toko dengan total volume transaksi mencapai ratusan ribu per hari. 

Sementara itu sebelumnya Deputi Jasa Keuangan, Survei, dan Konsultasi Kementerian BUMN, Gatot Trihargo mengatkan bahwa komposisi saham Finarya akan ditinjau pada akhir tahun. 

“Nanti akan dihitung ulang akhir tahun, antara lain tergantung merchant masing-masing,” katanya kepada Bisnis, Selasa (9/4/2019).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Farodilah Muqoddam
Terkini