Kasus Novel Baswedan akan Dibawa ke Parlemen AS oleh Amnesty International

Bisnis.com,26 Apr 2019, 13:45 WIB
Penulis: Ilham Budhiman
Manager Advokasi Asia Pasifik Amnesty Internasional Fransisco Bencosme (dua dari kanan) dan Novel Baswedan (kanan)/Foto: Bisnis
Bisnis.com, JAKARTA - Amnesty International, organisasi Hak Asasi Manusia, akan membawa isu penyiraman air keras terhadap penyidik KPK Novel Baswedan ke kongres atau parlemen Amerika Serikat.
Dalam kunjungannya ke Gedung KPK, Manager Advokasi Asia Pasifik Amnesty Internasional Fransisco Bencosme mengatakan pihaknya memiliki akses terhadap para pengambil kebijakan di Amerika Serikat melalui jalur kongres dan parlemen tersebut.
 
"Kami punya akes ke pengambil kebijakan parlemen atau kongres di AS, untuk mengarusutamakan apa yang terjadi dalam situasi yang dihadapi oleh KPK dan Novel Baswedan di Indonesia," katanya, Jumat (26/4/2019).
 
Menurut Francisco, hal itu dilakukan lantaran Amnesty International sebagai organisasi HAM internasional berkomitmen untuk mendorong upaya penegakan hukum hak asasi manusia dan utamanya adalah perdagangan di sektor antikorupsi agar selaras dengan komitmen standar internasional.
 
Kedatangan Amnesty International juga tak lepas untuk membantu proses upaya penyelidikan independen terhadap kasus yang terjadi dan dialami oleh penyidik senior Novel Baswedan.
 
Di tempat yang sama, Novel Baswedan berharap parlemen Amerika dan negara-negara lain yang terkait bisa membantu untuk mendesak pemerintah Indonesia menjadikan prioritas pengungkapan serangan kepada orang-orang KPK.
 
Alasannya, lanjut Novel, selama ini kasus-kasus tersebut kerap diabaikan sehingga teror-teror yang terjadi selama ini dinilai akan berlanjut apabila tak diusut tuntas.
 
"Sama saja kita setujui ke depan masih akan ada teror lagi yang akan dilakukan," katanya.
 
Menurut Novel, pembiaran yang berlarut-larut akan menjadi preseden buruk dan hal yang berbahaya apalagi pemberantasan korupsi menjadi isu strategis dan terus dilakukan.
 
Dia menegaskan apabila teror-teror tetap terjadi dan yang sudah-sudah tidak diungkap maka dinilai menjadi suatu hadangan serta hambatan yang luar biasa.
 
"Dengan desakan dari dunia internasional kita berharap ke depan pemerintah menjadikan ini menjadi hal yang penting untuk jadikan prioritas dalam pengungkapannya," kata Novel.
 
 
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Sutarno
Terkini