Bisnis.com, JAKARTA -- PT AXA Mandiri Financial Services (AXA Mandiri) mencatatkan laba setelah pajak senilai Rp946,65 miliar sepanjang 2018, turun 5,95% dibandingkan dengan tahun lalu senilai Rp1 triliun.
Dalam periode yang sama, hasil investasi ikut tergerus menjadi minus Rp1,68 triliun. Padahal pada 2017, AXA Mandiri Financial Services dapat membukukan hasil investasi Rp3,80 triliun. Artinya, terdapat penurunan sebesar 144,21% secara year on year.
Kendati demikian pendapatan premi masih tumbuh 0,70% secara tahunan, yakni menjadi senilai Rp8,59 triliun. Adapun klaim menurun 15,51% menjadi Rp5,23 triliun, dari sebelumnya Rp6,19 triliun pada 2017. Beban usaha meningkat tipis, dari Rp817,99 miliar pada 2017, menjadi Rp840,98 miliar pada 2018.
Sepanjang 2018, AXA Mandiri Financial Services mencatatkan aset senilai Rp21,27 triliun, turun 4,19% dibanding 2017 senilai Rp22,20 triliun.
Sementara itu, laporan keuangan unit usaha syariah (UUS) menunjukkan kenaikan pendapatan kontribusi senilai Rp48,36 miliar pada 2018, naik 3,44% dibandingkan 2017. Aset UUS juga ikut terkerek menjadi Rp1,42 triliun, naik 0,71% per tahun.
AXA Mandiri merupakan perusahaan patungan antara PT Bank Mandiri (Persero) Tbk., dan grup asuransi global AXA asal Perancis. AXA Mandiri yang menjalankan model bisnis bancassurance memiliki jalur distribusi in-branch, telemarketing dan korporasi.
Pemasaran produk dilakukan melalui lebih dari 2.300 financial advisor di lebih dari 1.300 cabang Bank Mandiri dan 200 cabang Bank Syariah Mandiri di seluruh Indonesia. AXA Mandiri didukung lebih dari 500 sales officer pada jalur telemarketing dan korporasi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel