Pemkot Palembang Minta KPU Koreksi Pemilu Serentak

Bisnis.com,30 Apr 2019, 11:13 WIB
Penulis: Dinda Wulandari
Warga memasukkan kertas suara pada Pemilihan Umum (Pemilu) lanjutan di TPS 11 Kelurahan Lawang Kidul, Kecamatan Ilir Timur II Palembang, Sumsel, Minggu (21/4/2019). Sebanyak dua TPS di kecamatan Ilir Timur II melakukan Pemilu lanjutan dikarenakan kekurangan kertas suara pada pelaksanaan Pemilu 17 April lalu./Antara-Feny Selly

Bisnis.com, PALEMBANG – Pemerintah Kota Palembang menilai proses pemilihan umum atau Pemilu 2019 harus dievaluasi untuk pelaksanaan ke depan mengingat banyaknya petugas yang meninggal dunia saat penghitungan suara.

Wakil Wali Kota Palembang Fitrianti Agustinda mengatakan Pemilu serentak yang dilaksanakan tahun ini, cukup memakan banyak korban, dengan jumlah korban meninggal dunia lebih dari 200 orang.

“Mungkin nanti perlu dikoreksi lagi oleh KPU (Komisi Pemilihan Umum) dan orang-orang berkompeten dalam hal tersebut. Karena proses sekarang banyak sekali berjatuhan korban” katanya, Selasa (30/4/2019).

Politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) itu berharap apa yang terjadi saat ini menjadi koreksi untuk proses pemilu lima tahun ke depan.

“Apakah proses Pemilu serentak ini bisa dilakukan. Kalaupun bisa, tentu harus ada cermin serta pertimbangan-pertimbangan dan persiapan yang lebih matang, sehingga tidak berjatuhan korban,” katanya.

Terkait dengan korban di Palembang, Fitri menerangkan ada tiga petugas yang gugur dalam menjalankan tugas sebagai panitia Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) dan ada beberapa yang masuk rumah sakit. Seperti yang dialami Rudi salah satu anggota KPPS di Kecamatan Gandus.

"Kami sudah besuk anggota KPPS itu di rumah sakit yang kelelahan saat menjalankan tugasnya,” katanya.

Fitri mengatakan berdasarkan informasi yang di dapat dari Kesbangpol ada tiga orang yang meninggal dan yang sakit serta dirawat di RS ada 23.

“Ini jadi perhatian bagi Pemkot Palembang dan saya berharap kejadian kejadian serupa tidak terulang lagi dan kami pada kesempatan ini mengucapkan ribuan terima kasih kepada seluruh pejuang demokrasi,” katanya.

Berdasarkan informasi, Rudi masuk RS karena terjadi penyempitan usus. Pasalnya, selama mengawal kadang-kadang lupa istirahat karena mengejar target supaya cepat selesai, sehingga Rudi mengabaikan kesehatannya.

Selain itu, Fitri juga mengunjungi rumah duka yang bertugas sebagai anggota Linmas bertugas di TPS 02 lorong manggis Najiulla dan Alamsyah (57) jalan Pangeran Ratu yang semuanya meninggal saat menyelesaikan tugas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Miftahul Ulum
Terkini