Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Danamon Indonesia Tbk. (BDMN) optimistis mampu melayani segmen bisnis secara lebih komprehensif pasca penggabungan usaha dengan PT Bank Nusantara Parahyangan Tbk. (Bank BNP) serta didukung induknya, MUFG Bank.
Seperti diberitakan, Bank BNP telah merampungkan proses merger secara hukum dan efektif bergabung dengan Bank Danamon, anggota dari Mitsubishi UFJ Financial Group, Inc. (MUFG), terhitung mulai 1 Mei 2019.
Michellina Triwardhany, Wakil Direktur Utama Bank Danamon, mengatakan merger ini akan memungkinkan perseroan untuk memperkuat integrasi antara sumber daya MUFG seperti layanan, jaringan, serta keahlian manajemen dengan model bisnis Bank Danamon dan BNP yang unik.
“Pasca penggabungan, Bank Danamon yakin akan dapat memberikan layanan keuangan yang lebih komprehensif kepada nasabah serta mempercepat pertumbuhan bank dengan sinergi yang ada,” katanya kepada Bisnis, belum lama ini.
Seperti yang dituliskan pada Rancangan Penggabungan, Bank Danamon bertekad untuk meneruskan posisinya sebagai bank terkemuka di Indonesia, serta tetap berkomitmen untuk memberikan layanan terbaik bagi nasabah serta mendukung perkembangan ekonomi nasional.
Setelah rampungnya penggabungan usaha secara hukum, seluruh hak dan kewajiban serta pasiva dan akitiva Bank BNP secara hukum beralih ke Bank Danamon.
Dengan penggabungan usaha secara hukum ini, MUFG Bank, Ltd. (MUFG Bank), anak usaha perbankan inti MUFG selaku pemegang saham pengendali, akan menghadirkan tingkat kolaborasi dan sinergi yang lebih tinggi serta berkontribusi secara positif terhadap pertumbuhan sektor perbankan dan perekonomian Indonesia.
Manajemen yakin bahwa investasi MUFG sebagai salah satu grup keuangan terkemuka dunia di Bank Danamon akan memberikan nilai tambah bagi seluruh nasabah dan franchise perseroan.
“Hal ini juga akan mendukung Bank Danamon untuk terus bertumbuh menjadi bank terkemuka di Indonesia. Bank Danamon akan dapat mengakses kekuatan, keahlian dan jaringan MUFG untuk memfasilitasi pertumbuhan Bank dalam mewujudkan nilai jangka panjang bagi seluruh pemangku kepentingan,” demikian disampaikan Bank Danamon lewat keterangan resmi, Kamis (2/5/2019).
Pada saat ini, Bank Danamon memastikan tidak ada perubahan pada produk dan layanan yang sebelumnya dimiliki dan diberikan kepada nasabah Bank Nusatara Parahyangan.
Kedua bank akan melaksanakan proses penggabungan operasional dalam jangka waktu beberapa bulan ke depan untuk melakukan harmonisasi produk, layanan, sistem dan jaringan.
“Bank Danamon akan memastikan proses penggabungan yang mulus guna meminimalisasi dampak kepada aktivitas perbankan nasabah Bank. Setiap perubahan pada produk dan layanan akan disampaikan kepada nasabah pada waktunya.”
Nasabah Bank Nusantara Parahyangan dapat mulai menikmati jaringan distribusi dan produk serta layanan Bank Danamon (termasuk jaringan nasional cabang dan ATM) setelah proses penggabungan secara operasional dituntaskan sebelum akhir tahun ini.
“Penuntasan penggabungan secara operasional serta perubahan terkait produk dan layanan akan diumumkan melalui kanal komunikasi resmi Bank Danamon pada waktunya.”
Sebelumnya, pada 29 April 2019, MUFG Bank telah meningkatkan kepemilikannya di Bank Danamon dan BNP masing-masing menjadi 94,0% dan 99,9% dengan melakukan transaksi tunai senilai total Rp49,6 triliun. Transaksi itu merupakan tahap ketiga dalam rencana akuisisi MUFG Bank terhadap Bank Danamon yang dimulai sejak 26 Desember 2017 lalu.
Rinciannya, MUFG membeli 5.174.089.400 saham Bank Danamon atau sebesar 54,0% dengan nilai akuisisi Rp9.590 per lembar saham (US$0,68) atau total Rp46,62 triliun, setara US$3.506 juta. Untuk saham BNP, MUFG membeli 736.578.439 saham atau sebesar 92,1% dengan nilai Rp4.088 per saham atau setara US$0,29. Totalnya sebesar Rp3,011 triliun atau setara US$213 juta.
Dari sisi kinerja, Bank Danamon merupakan salah satu bank dari kelompok BUKU III (permodalan inti Rp5 triliun – Rp30 triliun) yang mampu mencetak laba cukup besar dalam tiga bulan pertama 2019 yakni sebesar Rp933 miliar.
Meski turun 11% (year on year) dibandingkan dengan total laba bersih kuartal awal 2018 sebesar Rp1,04 triliun, realisasi itu naik 6% dibandingkan dengan periode akhir kuartal IV 2018 sebesar Rp884 miliar.
Satinder Ahluwalia, Chief Financial Officer Bank Danamon, optimistis pada kuartal II dan seterusnya pertumbuhan bisnis perseroan akan lebih terakselerasi sejalan dengan potensi kenaikan kredit.
“Pada kuartal II ini dan adanya momentum Ramadan, pasti loan growth akan lebih naik. Selain itu dari sisi cost of fund yang mulai naik pada Juni tahun 2018 dan membuat profit lebih tertakan, kali ini efeknya diharapkan sudah lebih stabil,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel