Ini Penyebab Pertumbuhan Ekonomi Lebih Rendah Dari Ekspektasi

Bisnis.com,06 Mei 2019, 14:22 WIB
Penulis: Hadijah Alaydrus
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto memberikan paparan dalam konferensi pers, di Jakarta, Rabu (6/2/2019)./Bisnis-Felix Jody Kinarwan

Bisnis.com, JAKARTA - Pertumbuhan ekonomi kuartal I/2019 tumbuh terbatas sebesar 5,07 persen, di bawah ekspektasi pemerintah yang memperkirakan pertumbuhan dapat mendekati 5,2 persen.

Dari paparan Badan Pusat Statistik (BPS), ada dua faktor yang menjadi penghambat ekonomi untuk tumbuh lebih tinggi yaitu investasi yang melambat dan pertumbuhan konsumsi yang tertahan akibat kenaikan harga tiket pesawat.

Kepala BPS Suhariyanto menuturkan, pertumbuhan investasi (PMTB) pada kuartal I/2019 hanya tumbuh 5,03 persen dibandingkan 7,94 Persen pada kuartal I/2018.

Perlambatan ini dipicu oleh adanya sikap wait and see dari investor. Suhariyanto menilai hal ini wajar karena setiap ada pemilu, investor atau perusahaan cenderung wait and see.

"Sekarang kelihatan di PMTB [investasi], pemerintah sengaja menahan supaya impornya tidak terlalu tinggi," ujar Suhariyanto, Senin (06/05/2019).

Dengan demikian, dia menilai wajar investasi melambat. Di sisi lain, Suhariyanto juga menyoroti masalah konsumsi rumah tangga yang dinilai bisa tumbuh lebih tinggi jika tidak ada kendala kenaikan harga tiket pesawat.

"Transportasi itu dampaknya kemana-mana, angkutan udaranya itu sudah negatif itu," ungkap Suhariyanto.

Menurutnya, permasalahan ini harus segera diatasi. Pada bulan sebelumnya, penumpang masih bisa beralih moda transportasi dari pesawat ke kapal laut.

Pada Lebaran 2019 ini, Suhariyanto mengkhawatirkan peralihan akan sulit karena jumlah ketersediaan angkutan yang terbatas.

"Karena itu harus ekstra hati-hati betul karena pesawat mahal sekali dan ini akan menghantam ke pariwisata," kata Suhariyanto.

Pada laju pertumbuhan berdasarkan lapangan usaha, sektor transporatasi dan komunikasi mengalami kontaraksi sebesar -0,56 persen dibandingkan posisi kuartal IV/2018.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Tegar Arief
Terkini