Bisnis.com, JAKARTA – Gencarnya pembangunan proyek infrastruktur pemerintah menjadi faktor pengerek pertumbuhan kredit sindikasi PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. yang tumbuh dua digit pada kuartal pertama 2019.
Berdasarkan data laporan keuangan per Maret 2019, Rohan Hafas, Corporate Secretary Bank Mandiri menyatakan bahwa kredit sindikasi yang disalurkan perseroan tumbuh 37,6% year on year (YoY).
“Hingga Maret 2019, Bank Mandiri telah menyalurkan kredit sindikasi sebesar Rp66,7 triliun, tumbuh 37,6% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu,” katanya kepada Bisnis.com, baru-baru ini.
Rohan menjelaskan, kredit sindikasi tersebut sebagian besar disalurkan untuk pembiayaan proyek-proyek infrastruktur yang membutuhkan biaya yang relatif besar dengan masa peminjaman yang cukup panjang. “Dari nilai tersebut, hampir separuhnya atau sekitar Rp31,6 triliun disalurkan pada proyek-proyek BUMN,” ujarnya.
Sementara itu, total kredit yang disalurkan emiten bersandi BMRI tersebut untuk sektor infrastruktur mencapai Rp177,8 triliun hingga Maret 2019.
Dilihat dari subsektornya, kredit tersebut disalurkan kepada tujuh bidang utama yakni transportasi (Rp38,9 triliun), tenaga listrik (Rp35,6 triliun), migas & energi terbarukan (Rp27,4 triliun), konstruksi (Rp20,5 triliun), Jalan tol (Rp17,7 triliun), telematika (Rp16,8 triliun), perumahan rakyat & fasilitas kota (Rp9,6 triliun), dan infrastruktur lainnya (Rp11,3 triliun).
Bank Mandiri termasuk salah satu bank yang cukup ekspansif dalam menyalurkan kredit dengan realisasi pertumbuhan sebesar 12,4% (yoy), di atas realisasi penyaluran kredit industri perbankan sebesar 11,5% per Maret 2019.
Dalam kesempatan sebelumnya, Direktur Manajemen Risiko Bank Mandiri Ahmad Siddik Badruddin menjelaskan segmen utama penopang laju ekspansi kredit BMRI tersebut yakni korporasi dan ritel, terutama mikro dan konsumer.
Total pembiayaan korporasi mencapai Rp301,9 triliun, tumbuh 17,9% yoy. Sementara itu segmen micro banking tumbuh 24,4% YoY menjadi Rp106,5 triliun dan kredit konsumer tumbuh 9,2% yoy menjadi Rp87,2 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel